ARTIKEL

“Suaraku, Kebaikanku: Menyulam Harmoni melalui Ucapan yang Baik”

Dalam kebisingan dunia modern ini, di tengah dinamika hubungan sosial yang semakin kompleks, suara kita menjadi kunci untuk menyulam harmoni. Ucapan yang baik adalah benang emas yang mempersatukan hati dan pikiran, menciptakan atmosfer positif di sekitar kita. Setiap kata yang kita pilih memiliki kekuatan untuk menciptakan kebaikan atau kerusakan. Artikel ini akan mengulas betapa pentingnya menjadikan suara kita sebagai alat kebaikan, menggali cara-cara untuk berkata yang baik agar mampu membangun jembatan kasih sayang dan pemahaman di antara sesama manusia.

 Dalam konteks Islam, pentingnya berkata yang baik mendapat penekanan khusus, sejalan dengan ajaran-ajaran etika dan moral dalam Alquran dan Hadis. Islam mengajarkan bahwa kata-kata kita harus dipilih dengan bijak, menghindari celaan dan mengutamakan kebenaran. Rasulullah SAW sendiri memberikan teladan dalam setiap perkataan dan tindakan, menunjukkan kelembutan dan kebaikan dalam berkomunikasi. Alquran menekankan pentingnya berbicara dengan lemah lembut, mengajak untuk menghindari kata-kata yang dapat menimbulkan konflik atau menyakiti hati orang lain. Dengan menjadikan ajaran Islam sebagai panduan, kita dapat menyempurnakan seni berkata yang baik, menjalani kehidupan yang penuh rahmat, dan menyulam harmoni dalam interaksi sehari-hari.

 Allah Swt. Berfirman dalam Al-Qur’an,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًاۙ

Artinya: “ Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar.” (QS. Al- Ahzab ayat 70)

وَاِمَّا تُعْرِضَنَّ عَنْهُمُ ابْتِغَاۤءَ رَحْمَةٍ مِّنْ رَّبِّكَ تَرْجُوْهَا فَقُلْ لَّهُمْ قَوْلًا مَّيْسُوْرًا

Artinya: “Jika (tidak mampu membantu sehingga) engkau (terpaksa) berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang engkau harapkan, ucapkanlah kepada mereka perkataan yang lemah lembut.” (QS. Al-Isra ayat 28)

Nabi Muhammad Saw. Bersabda:

دَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ، وَعَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدٍ قَالَا: حَدَّثَنَا عُبَيْدُ بْنُ سَعِيدٍ قَالَ: سَمِعْتُ شُعْبَةَ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ خُمَيْرٍ قَالَ: سَمِعْتُ سُلَيْمَ بْنَ عَامِرٍ، يُحَدِّثُ عَنْ أَوْسَطَ بْنِ إِسْمَاعِيلَ الْبَجَلِيِّ، أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا بَكْرٍ، حِينَ قُبِضَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: قَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي مَقَامِي هَذَا عَامَ الْأَوَّلِ، ثُمَّ بَكَى أَبُو بَكْرٍ، ثُمَّ قَالَ: «عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ، فَإِنَّهُ مَعَ الْبِرِّ وَهُمَا فِي الْجَنَّةِ، وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ، فَإِنَّهُ مَعَ الْفُجُورِ وَهُمَا فِي النَّارِ، وَسَلُوا اللَّهَ الْمُعَافَاةَ، فَإِنَّهُ لَمْ يُؤْتَ أَحَدٌ بَعْدَ الْيَقِينِ خَيْرًا مِنَ الْمُعَافَاةِ، وَلَا تَحَاسَدُوا، وَلَا تَبَاغَضُوا، وَلَا تَقَاطَعُوا، وَلَا تَدَابَرُوا، وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا»

 Artinya: ““Hendaklah kamu jujur, karena hal itu disertai dengan kesalehan maka mereka akan masuk surga, dan hati-hatilah terhadap kebohongan, karena hal itu disertai dengan maksiat maka mereka akan masuk Neraka. sesuatu yang lebih baik dari pada kesejahteraan, dan janganlah kamu iri hati terhadap yang lain, dan janganlah kamu bermusuhan satu sama lain, dan janganlah kamu saling berpaling, dan jadilah hamba-hamba Allah.” (HR. Ibnu Majah no. 3849)

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى الأَزْدِيُّ البَصْرِيُّ قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَابِقٍ، عَنْ إِسْرَائِيلَ، عَنْ الأَعْمَشِ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ عَلْقَمَةَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَيْسَ المُؤْمِنُ بِالطَّعَّانِ وَلَا اللَّعَّانِ وَلَا الفَاحِشِ وَلَا البَذِيءِ»

Artinya: “Orang mukmin itu bukan pencaci maki, pengutuk, berkata keji, dan tidak berlidah kotor.” (HR. Tirmidzi no. 1977)

 Berkata baik memiliki dampak positif yang sangat besar dalam membentuk dan memperkuat hubungan sosial di masyarakat. Pertama-tama, kata-kata yang baik mampu menciptakan atmosfer harmoni dan persatuan di antara anggota masyarakat. Ucapan yang penuh kasih sayang dan pengertian dapat meredakan ketegangan, mengurangi konflik, serta memperkuat ikatan antarindividu. Dengan saling menghormati dan berkomunikasi secara positif, masyarakat dapat tumbuh menjadi komunitas yang saling mendukung dan mempererat hubungan antarwarga.

  Selanjutnya, berkata baik juga memiliki efek domino dalam menciptakan lingkungan yang lebih positif dan produktif. Ucapan yang memotivasi dan menginspirasi dapat mendorong semangat kerjasama dan kebersamaan di masyarakat. Ketika setiap individu merasakan kebaikan dalam perkataan dan tindakan sesamanya, hal ini akan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pertumbuhan dan kemajuan bersama. Dengan demikian, berkata baik bukan hanya menciptakan kebahagiaan individu, tetapi juga membangun fondasi masyarakat yang kokoh, toleran, dan penuh dengan nilai-nilai positif.

   Dalam penutup, kita dapat menyimpulkan bahwa suara kita memiliki kekuatan besar untuk membentuk realitas sosial di sekitar kita. Melalui seni berkata yang baik, kita dapat menjadi agen perubahan positif, menyulam harmoni dalam hubungan, dan membawa kebaikan kepada masyarakat. Islam sebagai pedoman hidup memberikan landasan yang kokoh untuk menjalani prinsip-prinsip berbicara yang baik, mengajarkan kita untuk memilih kata-kata dengan bijak, menjaga kebenaran, dan merangkul kelembutan dalam komunikasi. Dengan menjadikan suara kita sebagai alat kebaikan, kita tidak hanya membawa kebahagiaan kepada diri sendiri, tetapi juga menjadi bagian dari upaya bersama dalam membangun masyarakat yang penuh rahmat dan harmoni. Semoga melalui ucapan yang baik, kita dapat terus menyumbangkan nilai-nilai positif dan membantu menciptakan dunia yang lebih baik bagi generasi mendatang.

Wallahu ‘alam bisshowaab

Penulis : Muhammad Naufal Rafif Ramadhan

admin

Islamika Media Group merupakan Lembaga Pers Mahasiswa yang berada di bawah naungan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *