ARTIKEL

Implikasi Filsafat Rasionalisme di Era Renaissance

Rasionalisme adalah aliran filsafat barat modern di era Renaissance. Sebelum membahas tentang aliran filsafat barat modern kita perlu tahu, apa sih filsafat barat modern di era Renaissance itu? Jadi, sebelum zaman filsafat barat modern berkembang, manusia diikat oleh gereja beserta dogma-dogmanya pada abad pertengahan.

Nah disinilah yang menjadi pembeda antara abad pertengahan dengan zaman filsafat barat moden di era Renaissance. Dimana pada zaman modern otoritas kekuasaan terletak pada kemampuan akal manusia itu sendiri. Pada zaman ini juga manusia menjadi percaya diri serta semakin membebaskan diri dari segala kuasa tradisi dan gereja.

Rene Descarts merupakan Filsuf pertama sekaligus pelopor dasar filsafat modern. Dianggap sebagai bapak filsafat modern karena ia adalah orang pertama pada zaman modern yang membangun filsafat atas keyakinan diri sendiri. Ia memiliki pemikiran bahwa dasar filsafat harus berasal dari akal, bukan perasaan, iman dan ayat suci.

Hal ini disebabkan perasaan tidak puas terhadap perkembangan filsafat yang amat lamban. Ia ingin filsafat dilepaskan dari dominasi agama dan kembali kepada filsafat Yunani yaitu filsafat yang berbasis pada akal. Melalui Rene Descartes lah warna kemoderenan bener-benar hidup yang kemudian diikuti oleh filsuf-filsuf dengan mengembangkan sebuah aliran.

Aliran rasionalisme
Istilah Rasionalisme berasal dari bahasa Inggris “rasionalism” yang memiliki akar dari bahasa latin “ratio” yang berarti akal. Secara umum Rasionalisme adalah pendekatan filosofis yang menekankan akal budi (rasio) sebagai sumber utama pengetahuan, mendahului atau unggul, dan bebas (terlepas) dari pengamatan indrawi.

Rasionalisme ada dua macam yaitu dalam bidang agama dan filsafat. Dalam bidang agama rasionalisme adalah lawan autoritas dan digunakan untuk mengkritik ajaran agama. Sedangkan dalam bidang filsafat rasionalisme itu lawan dari empirisme serta digunakan sebagai teori pengetahuan.

Tulisan di atas menjelaskan tentang rasionalisme akal (rasio). Dengan akal, manusia dapat mencapai peradaban, dan hanya dengan rasio saja lah yang dapat membawa orang pada kebenaran. Salah satu cara untuk mengemukakan pendapat dalam berfikir kita harus mempunyai pondasi yang kuat untuk mempertanggung jawabkan atas kepercayaan kita terhadap sesuatu.

Jika kita tidak memiliki pondasi cukup kuat maka orang lain akan sangat mudah untuk menjatuhkan pendapat kita, karena mereka tidak mempercayai argumen yang kita utarakan sehingga mereka menganggap kita hanya berkata omong kosong belaka.

Di atas juga dijelaskan bahwa ajaran filsafat bukan hanya pemikiran yang abstrak yang tidak dapat dijangkau dengan penalarannya. Bagi filsuf Rene Descartes segala hal yang dapat diragukan kebenarannya maka pantas untuk ditinggalkan. Disini tentu semua orang ingin yang pasti dan jelas tujuannya. pondasi yang baik pasti akan menghasilkan kebenaran yang pasti, tanpa pondasi seseorang akan diminta pertanggungjawaban atas argumennya.

Rasionalisme mengajarkan kita bahwa pengetahuan diperoleh dengan cara berfikir secara logika Ketika berfikir semuanya akan berubah ketika menggunakan logika. Berfikir juga bisa diartikan sebagai penalaran, suatu pengetahuan dianggap benar ketika gagasan dan ide yang disampaikan telah sesuai dengan kenyataan. Rene Descartes juga mempunyai 4 metode untuk berfikir yaitu :

  1. Tidak menerima sesuatu sebagai kebenaran, kecuali bila saya melihat bahwa hal itu sungguh-sungguh jelas dan tegas, sehingga tidak ada suatu keraguan apapun yang mampu merobohkannya.
  2. Pecahkanlah setiap kesulitan atau masalah sebanyak mungkin, sehingga tidak ada lagi keraguan apapun yang mampu merobohkannya.
  3. Bimbangkanlah pikiran dengan teratur dengan mulai dari hal yang sedehana dan mudah diketahui kemudian secara bertahap sampai pada yang paling sulit dan kompleks.
  4. Dalam proses pencarian hal-hal sulit harus dibuat perhitungan yang sempurna serta pertimbangan yang menyeluruh, sehingga kita yakin tidak ada satupun yang diabaikan dalam pemeriksaan hal tersebut.

Kita bisa mengambil kesimpulan dari pembahasan diatas bahwa implikasi rasionalisme di era Renaissance sangat berpengaruh hingga sekarang. Sudah tentu semakin berkembangnya zaman maka semakin berkembang pula pembaharuannya. Dalam berpikir kita juga harus saling menghargai perbedaan yang ada dan tidak mengedepankan keegoisan diri masing-masing.

Penulis: Diva Ayu Anggraini

admin

Islamika Media Group merupakan Lembaga Pers Mahasiswa yang berada di bawah naungan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *