UMS DIGUYUR HUJAN ABU VULKANIK
Selasa, 3 maret 2020. Universitas Muhmmadiyah Surakarta diguyur abu vulkanik akibat erupsi gunung merapi. Gunung yang ketinggian puncaknya 2.930 mdpl ini terletak di sleman, daerah istimewa yogyakrta sisi selatanya dan sisi lainya berada dalam wilayah jawa tengah yaitu megelang, klaten dan boyolali.
Erupsi ini bukan yang pertama kalinya terjadi. Sejak tahun 1548, gunung ini sudah meletus sebanyak 68 kali, dan hari ini, pukul 05.22 WIB gunung merapi kembali memuntahkan abu vulkaniknya setinggi 6.000 meter. Erupsi tercatat di seismogram dengan amplitudo 75 mm dan durasi 450 detik. Kebetulan angin yang mengrah ke sektor selatan tenggara sehingga solo dan karanganyar terkena hujan vulkanik.
Beruntungnya hujan vulkanik yang terjadi di solo kurang lebih pada pukul 7.30 ( 3/3/2020 ) tidak terlalu mengganggu aktivitas masyarakat sekitar, terutama perkuliahan mahasiswa mahasiswa UMS karena durasi hujan vulkanik yang tidak terlau lama.
“ Dalam jangka menengah atau dalam jangka panjang manfaatnya besar bagi petani yang suka menanam tanahnya semakin subur.” Ujar pak Ali selaku dosen Fakultas Agama Islam(FAI).
Selain dampak positifnya, dampak negatif dari erupsi merapi ini juga cukup terasa dan perlu untuk diperhatikan.
“ orang-orang yang belum memakai atau menolak memakai masker terutama mahasiwa laki-laki itu biasanya bikin sesak paru-paru. Namun hujan abu ini tidak terlalu mengganggu karena tidak teralalu deras. Untuk mencegah debu masuk dan terhirup sebaiknya menggunakan masker.” Ujar Aulia Putri Mahasiswa FAI.
“Paling tidak untuk pencegahan adalah ketika kita beraktivitas dalam tempat terbuka sebaiknya menggunakan masker, karena abu vulkanik yang sangat kecil dan tajam itu berbahaya kalau masuk paru-paru, sehingga saya menyarankan untuk aktivitas diluar harus menggunkan masker.” Ujar pak istanto selaku dosen FAI.