WARTA

Klarifikasi KPUM FAI 2020, Benarkah PEMILWA FAI Cacat?

Islamikaonline.com-  Pada 27 Januari 2021 pihak Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) mempublikasikan surat pernyataan sikap mengenai Pemilihan Wakil Mahasiswa (PEMILWA) 2020. Sebelumnya, pihak KPUM mendapat kritikan keras dan pertanyaan-pertanyaan tentang adanya kecacat­an pada Pemilwa yang sudah berlangsung. Benarkah PEMILWA pada tahun ini terbilang cacat ?

Rahmat Balaroa selaku anggota KPUM 2020 menjelaskan bahwa “Kita kan dalam kontes politik mahasiswa, adapun perihal KPU dan lain sebagainya bisa dibuat sebagai bahan pemebelajaran untuk kita semua. Bahwasannya proses dinamika politik ini merupakan sebuah sistem pembelajaran dan pendidikan yang kita dapatkan di kampus, sebagai mahasiswa kita mendapatkan pengalaman seperti ini ketika terjun ke masyarakat jika tidak dari kampus maka dari mana lagi.”

PEMILWA kali ini tidak dapat dikatakan “cacat” karena tidak ada sesuatu apapun yang diciptakan secara sempurna, apalagi  yang didalamnya juga termasuk manusia, tambahnya.

Pihak KPUM mengatakan bahwa  mengenai video yang diposting kemarin ialah merupakan salah satu bentuk klarifikasi dan kedewasaan KPUM dalam menengahi suatu permasalahan, dengan melihat bahwa apabila dalam suatu masalah tidak ada yang mengalah maka masalah tersebut tidak akan tuntas. Serta jika tidak membuat video pernyataan sikap tesebut, maka BEM akan dibekukan.

Mengenai kasus viral yang terdapat di akun-akun buzzer kampus itu persoalan mereka saja. Tentunya pihak KPUM dengan ini mengambil sikap positifnya. Dengan proses PEMILWA FAI yang tahun ini bisa dijadikan pembelajaran-pembelajaran yang kemudian nanti akan ada generasi-genarasi penerus KPUM baru.

“Melihat proses yang ada di Fakultas Agama Islam (FAI) ini sendiri, yakni dilakukan secara online. Tentunya pada kesannya adalah kecacatan, maka itu bukanlah bagian dari kecacatan. Karena kita datang dari ketidaktahuan menuju proses yang cukup rumit, maka di dalamnya pun kita tetap dalam proses keingintahuan, bagaimana jalannya PEMILWA sebagaimana mestinya. Tentunya dari pihak KPUM sendiri telah mempersiapkan sebaik mungkin, karena kita ditunjuk dan dipercaya maka kami sebisa mungkin berusaha memaksimalkan kondisi yang ada. Adapun kesalahan yang datang merupakan bagian dari ketidaktahuan kami, dan seharusnya akan diperbaiki di masa yang akan datang.” Jelas Rahmat Balaroa selaku anggota KPUM 2020.

Ketidaksiapan KPUM mengenai PEMILWA, itu merupakan suatu kritik untuk BEM FAI sendiri, karena KPUM dibentuk 10 hari sebelum pemilihan. Dan persiapan tentunya sangat mepet apalagi tidak adanya pelatihan maupun sosialisasi mengenai PEMILWA dengan sistem online.

“Jika berkenan sebelum diadakan KPUM ini lebih baik diadakan pelatihan, sosialisasi atas sistem yang akan kita gunakan, dan bahkan persiapan dari jauh-jauh hari mungkin 1 bulan sebelumnya. Merupakan kritik dari pribadi untuk BEM agar mempersiapkan KPUM ini dengan rencana yang matang dan waktu yang cukup, sedangkan waktu yang kami dapat itu sangatlah singkat.” Harapan Rahmat Balaroa untuk BEM kedepannya.

“Orang-orang yang hanya pandai mengkritik hendaknya ia memberitahu kekurangan dari KPUM itu sendiri, agar selanjutnya lebih baik. Yang terpenting yang kita dapatkan disini merupakan pengalaman bukan hanya teori-teori. Supaya kita lebih paham akan jalannya retorika-retorika di kampus tentunya persoalan-persoalan teknis yang akan kita bawa pada masyarakat.” Lanjut Rahmat Balaroa selaku anggota KPUM 2020.

KPUM menjelaskan bahwa apabila PEMILWA diadakan ulang tentunya memiliki beberapa kendala, seperti waktu. Pihak KPUM merasa bahwa PEMILWA ulang memang tidak seharusnya dilakukan.

“Kemarin ada pilihan untuk mengadakan PEMILWA ulang secara formatur dan jika PEMILWA formatur itu dilakukan maka mahasiswa FAI tidak akan memiliki pendidikan politisi. Maka kami rasa PEMILWA ulang tidak seharusnya dilakukan karena kedua belah pihak telah saling ridha, jika tetap dilakukan merupakan tindakan yang kurang tepat karena kita tidak memiliki waktu yang tepat tentunya.” Ujar Rahmat Balaroa.

Mengutip dari Buya Hamka bahwasannya “orang yang takut jatuh itu merupakan orang yang tak mau memanjat pohon”. Kita berharap kedepannya agar lebih baik, lebih teratur, lebih bersinergi antara satu sama lain. Karena PEMILWA kali ini juga masih banyak terdapat kesalahan, karena kita juga manuisa yang berasal dari kata nasiya. Kita jadikan kesalahan-kesalahan yang terjadi ini merupakan sesuatu untuk kita tampakan, agar generasi selanjutnya tidak mengulangi. Ditakutkan jika kita menutupinya maka yang terjadi generasi selanjutnya tidak mengetahui hal-hal yang telah menjadi evaluasi sebelumnya.” Harapan Rahmat Balaroa untuk PEMILWA kedepannya.

Jika keganjalan didalamnya, kita tidak merasa ada keganjalan. Karena yang berproses di dalam dari kami sendiri. Dan tentunya kita sudah berusaha semaksimal mungkin, lagi-lagi kesalahan yang terjadi merupakan akibat dari ketidaktahuan kami, tambahnya.

Pihak KPUM juga menyampaikan sepatah duapatah kata kepada mahasiswa(i) Fakultas Agama Islam (FAI) “Kita dijadikan mahasiswa untuk terus belajar, mencoba berpikir ke depan dan kritis, dan jangan lupa membaca. Karena zaman sekarang kita dituntut untuk kritis atas segala persoalan yang terjadi, dan jika kita terbuka maka dunia akan datang kepadamu sedangkan jika kamu menutup diri pastinya akan tertinggal. Terus terbuka, menambah wawasan, tetap kritis, dan tetap membaca. Karena orang-orang yang tidak membaca dan menulis ini akan mengakibatkan ketidaktahuan pada akhirnya. Kita berpikir kritis tidak terhadap satu sisi saja, melainkan berbagai sisi.  Orang kritis itu dia akan terus menggali-menggali informasi, dengan informasi yang kita dapat ini merupakan tergantung bagaimana kita memandang dari suduk pandangan yang bagaimana. Ini juga merupakan proses pembelajaran yang kita dapatkan melalui PEMILWA.”

Harapan kedepan dari masalah ini hendaknya disadari dan dijadikan bahan evaluasi bagi BEM dan juga KPUM sendiri. Agar tidak ada cacat dan kesalahan lain yang merugikan berbagai belah pihak.

  • Reporter : M.Ramdhani, Sendy
  • Editor : Iffah Zulfa, Shafira, Inayah

admin

Islamika Media Group merupakan Lembaga Pers Mahasiswa yang berada di bawah naungan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *