Dilema Kemanusiaan dalam Investasi Apple di Solo
Pada Triwulan I tahun 2024, investasi di Indonesia mencapai Rp401,5 triliun, naik 9,8% dari Triwulan IV 2023 dan 22,1% dari Triwulan I 2023. Investasi ini menyerap 547.419 tenaga kerja. Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia mengapresiasi kerja keras bersama yang melibatkan berbagai pihak termasuk media. Bahlil menyoroti meningkatnya penyebaran investasi dengan distribusi yang merata antara Jawa dan luar Jawa. Hal ini menunjukkan kualitas investasi terus berkembang dengan pertumbuhan yang signifikan.
Pada Kamis, 18 April 2024, Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan mengumumkan minat CEO Apple, Tim Cook, untuk berinvestasi di Indonesia, terutama dalam AI di IKN, Bali, dan Solo. Luhut menyebut Apple melihat potensi investasi yang menguntungkan pada masing-masing wilayah tersebut sehingga berencana mendirikan AI Center di wilayah tersebut, termasuk Solo.
Menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), kedatangan Tim Cook ke Indonesia terkait dengan rencana investasi di Tanah Air. Menkominfo Budi Arie Setiadi mengungkapkan bahwa Apple akan mengumumkan rencana investasi tersebut pada Rabu, 17 April 2024. Meskipun pada hari Senin, 29 April 2024, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada permohonan investasi atau izin yang masuk.
Luhut juga menggambarkan berbagai faktor ekonomi Indonesia yang menarik bagi CEO Apple seperti bonus demografi dari populasi besar (hingga 282 juta orang), pertumbuhan ekonomi yang stabil dalam perspektif makro, strategi hilirisasi yang efektif untuk menambah nilai produk, pemanfaatan sumber daya alam yang melimpah, dan kestabilan inflasi yang terjaga dengan baik. Tidak tanggung-tanggung, Luhut juga menyatakan bahwa pemerintah akan memberikan insentif berupa bebas biaya masuk barang.
Hal ini dipertegas oleh pernyataan Gibran bahwa perusahaan Apple akan berinvestasi di Solo karena kota ini ramah investasi dan memiliki SDM yang berkualitas serta biaya yang terjangkau. Dia menekankan bahwa investor tertarik karena peran aktif para pemangku kepentingan dan kerja keras OPD Kota Solo dalam mengembangkan infrastruktur Kota Solo yang lebih baik.
Analisis Wacana Investasi
Wacana investasi perusahaan Apple di Kota Solo tercipta dari sebuah narasi bahwa Solo memiliki lingkungan yang mendukung pertumbuhan investasi. Hal ini merupakan bagian dari dinamika kekuasaan yang tercermin dalam praktiknya yang konkret. Narasi ini dibuat oleh para pemangku kepentingan yang mengatakan telah bekerja keras dalam membangun citra kota Solo sehingga menguntungkan proyek investasi. Namun, apakah narasi tentang kondisi sosial-ekonomi di daerah Solo menjanjikan sesuai dengan kenyataannya?
Gibran mengakui bahwa Kota Solo masih memiliki banyak kekurangan dan Pemerintah Kota Solo akan terus berupaya memperbaikinya. DPRD Kota Surakarta juga tengah menyoroti berbagai kendala berupa kondisi geografis yang tidak mendukung pengembangan industri besar berbasis sumber daya alam, serta masalah lokasi industri yang kurang ideal, status informal industri kecil dan menengah (IKM), dan rendahnya pendidikan tenaga kerja.
Kendala ini menghambat penciptaan lapangan kerja yang signifikan dan pengembangan infrastruktur sehingga mengakibatkan minimnya akses terhadap pekerjaan. Pada akhirnya produktivitas masyarakat menurun dan pendapatanpun berkurang. Jika kita menelisik lebih lanjut, struktur ekonomi masyarakat terbentuk melalui hubungan produksi masyarakat dengan kemajuan infrastruktur. Sedangkan masyarakat bawah memiliki struktur ekonomi yang buruk karena minimnya produksi dan keterbelakangan infrastruktur.
Alienasi Sebagai Konsekuensi
Berdasarkan struktur ekonomi tersebut, jika wacana investasi tersebut dibangun berdasarkan narasi yang tak sesuai dengan realitanya, masyarakat bawah akan termakan oleh kesadaran palsu bahwa kepentingan investasi akan menguntungkan mereka. Padahal narasi tersebut tak sesuai dengan realitanya sosialnya. Sehingga mereka turut menyambut proyek investasi tanpa menyadari ketimpangan yang sedang terjadi.
Jika fokus investasi hanya pada kepentingan korporasi dan dibangun atas narasi palsu, hal ini dapat menimbulkan alienasi dengan berbagai dampak yang tak mereka sadari. Masyarakat tidak menyadari bahwa kedepannya akan terasingkan akibat kondisi ekonomi mereka yang jauh tertinggal. Dengan minimnya produksi dan keterbelakangan infrastruktur, masyarkat bawah dapat terasingkan ketika berhadapan dengan kemapanan AI Center.
Keterasingan dapat merusak hubungan sosial, menurunkan produktivitas, dan memperburuk ketimpangan sosial jika investasi hanya menguntungkan segmen tertentu sementara masyarakat bawah tidak merasakan dampak positifnya. Ketergantungan masyarakat bawah terhadap kegiatan produktif akan tertekan karena terpaksa menyesuaikan struktur kalangan atas yang lebih maju.
Investasi Apple dan pembangunan AI Center berisiko menyebabkan alienasi jika struktur ekonominya antara masyarakat atas dan bawah tidak stabil. Keterasingan dapat terjadi akibat perhatian pemerintah yang seharusnya mewakili kepentingan mereka. Hal ini diakibatkan hilangnya kontrol atas kegiatan investasi tanpa mengindahkan ketimpangan ekonomi masyarakat bawah.
Dilema Kemanusiaan
Keterasingan tersebut dapat menyebabkan masyarakat bawah menghadapi krisis kemanusiaan. Sebuah dehumanisasi yang akan mengantarkan masyarakat pada kecenderungan indiviualisme tanpa mengindahkan khalayak. Kekhawatiran akan ketimpangan sosial akibat kapitalisme indiviualistik dan mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan dalam kehidupan sosial.
Para pemangku kepentingan tersebut perlu mempertimbangkan kondisi masyarakat bawah. Tidak hanya melihat keuntungan dari pembangunan AI Center berdasarkan perhitungan pragmatis belaka. Proyek Investasi dan AI Center pada dasarnya dapat memberikan dampak postif bagi perekonomian. Namun, pemerintah juga perlu memperhatikan struktur ekonomi masyarakat bawah agar tidak terjadi ketimpangan sosial dan mempertimbangkan nilai-nilai kemanusiaan secara adil.
Semestinya pemerintah tidak hanya mengurus proyek investasi tetapi juga melakukan pemberdayaan terhadap masyarakat bawah dengan fokus pada peningkatan daya saing produksi dan dukungan sumber daya manusia serta sumber daya lainnya bagi masyarakat bawah. Pengelolaan investasi yang bijaksana atas pertimbangan struktur ekonomi masyarakat bawah dapat meminimalkan risiko alienasi bahkan dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi pembangunan ekonomi dan sosial suatu negara.
Penulis : Fauzan Addinul Jihad