ARTIKEL

Menggali Kebahagiaan di Tengah Kesedihan: Strategi Menghadapi Tekanan Pada Generasi Milenial dengan Tafsir Q.S Al-Hadid: 23

Generasi milenial, yang terdiri dari individu yang lahir dari tahun 1981 hingga 1996, yang telah tumbuh dalam era digital yang semakin kompleks dan intens. Mereka hidup di tengah paparan teknologi yang tak terbatas dan peningkatan tekanan sosial. Tekanan ini dapat berasal dari berbagai aspek kehidupan, seperti akademik, pekerjaan, hubungan sosial, keluarga dan ekonomi. Tekanan ini dapat menyebabkan stres dan depresi, yang berdampak pada kesejahteraan mental.Dalam keadaan seperti ini,mereka dapat menemukan sumber kebahagiaan dan menangani kesedihan mereka dalam mengatasi suatu tekanan.

       Kesedihan adalah perasaan tidak beruntung, kehilangan, dan ketidakberdayaan. Saat orang sedih, mereka sering menjadi lebih diam, kurang bersemangat, dan lebih menarik diri. Kesedihan juga dapat dianggap sebagai penurunan mood sementara. Perasaan sedih, bingung, kecewa, patah hati, haru biru, kecil hati, putus asa, tidak berdaya, atau menyedihkan dapat digambarkan sebagai kesedihan. Setiap orang mengalami tekanan dan kesedihan dalam hidup mereka. Namun, bagi generasi milenial yang hidup di era digital, tekanan dan kesedihan ini dapat menjadi lebih sulit dan berat. Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana generasi milenial dapat menemukan kebahagiaan di tengah kesedihan dan tekanan mereka

        Sedangkan Kebahagiaan merupakan keterbalikan dari kesedihan yang berarti suatu kesenangan yang dapat dicapai oleh setiap orang dengan cara mereka sendiri, sehingga ada saat-saat di mana persepsi seseorang tentang kebahagiaan berbeda dari persepsi orang lain. Selain itu, ia mengatakan bahwa kebahagiaan tidak memiliki makna yang sama, dan bahwa itu berbeda tergantung pada apa yang diinginkan seseorang. karena bahagia pada dasarnya adalah tujuan akhir setiap orang. Dalam filsafat, “bahagia” dapat didefinisikan sebagai kenikmatan dan kenyamanan spiritual yang sempurna, kepuasan, dan tidak adanya gangguan mental yang menyebabkan ketenangan. Karena itu abstrak, kebahagiaan sangat terkait dengan jiwa orang yang merasakannya. Keluarga, akademik, cinta, teman, religiusitas, hiburan, dan materi adalah sumber kebahagiaan bagi generasi milenial. Hubungan yang kuat dengan keluarga dan prestasi akademik sangat penting untuk kebahagiaan mereka, seperti yang ditunjukkan oleh fakta bahwa keluarga menjadi sumber kebahagiaan terbesar dengan 29%, diikuti oleh cinta dengan 10%, dan akademik dengan 14%.

        Strategi yang dapat dilakukan untuk Menghadapi berbagai macam Tekanan pada Generasi Milenial yaitu dengan menggunakan berbagai teknik koping yang sehat untuk mengatasi tekanan tersebut. Yaitu dengan mengelola emosi mereka dengan melakukan berbagai macam  hal-hal yang dapat membantu menangani tekanan pada generasi milenial seperti berolahraga, meditasi, relaksasi, dan kegiatan kreatif sebagai bagian dari strategi ini. Melibatkan dukungan sosial dan orang tua juga penting untuk membangun lingkungan yang mendukung.

Sebagaimana yang telah disampaikan pada Al-Qur’an Surah Al -Hadid: 23

لِّكَيْلَا تَأْسَوْا عَلٰى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوْا بِمَآ اٰتٰىكُمْۗ وَاللّٰهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍۙ

“ (Yang demikian itu kami tetapkan) agar kamu tidak bersedih terhadap apa yang luput dari kamu dan tidak pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.”

Dalam konteks ini, ayat ini menekankan pada generasi milenial bahwa pentingnya ketangguhan dan kekuatan dalam menghadapi tantangan. Allah mengetahui apa yang ada di dalam hati, yang berarti bahwa Dia tahu apa yang kita rasakan dan apa yang kita hadapi. Dia juga adalah Maha Penyayang dan Maha Mengampuni, yang berarti bahwa Dia selalu bersedia untuk memberikan kasih sayang dan ampunan kepada kita. Maksud dari tafsir ayat ini adalah Ketangguhan dalam Menghadapi Tekanan: Ayat ini menekankan betapa pentingnya untuk menjadi tangguh saat menghadapi situasi sulit. Orang harus dapat menahan diri dan tidak bersedih saat menghadapi berbagai kesulitan. Kasih Sayang dan Ampunan: Allah adalah Penyayang dan Maha Mengampuni. Ini menunjukkan bahwa Dia selalu siap untuk menunjukkan kasih sayang dan ampunan kepada manusia, terlepas dari kesulitan yang mereka hadapi.

      Secara keseluruhan, berdasarkan Tafsir Q.S. Al-Hadid: 23, strategi dalam menghadapi tekanan pada generasi milenial di era digital yaitu dengan senantiasa menekankan pentingnya menjaga keseimbangan emosional, merawat kesehatan mental, membangun hubungan yang berkualitas, menemukan makna dan tujuan hidup, serta berolahraga dan menjalani gaya hidup yang sehat. Dengan menerapkan strategi-strategi ini, generasi milenial dapat menghadapi tekanan dengan lebih baik, meningkatkan kesejahteraan mental dan emosional mereka, serta meningkatkan kualitas hidup mereka.

Penulis : Yasna Silmi Zhahira(Mahasiswa Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir UMS)

admin

Islamika Media Group merupakan Lembaga Pers Mahasiswa yang berada di bawah naungan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *