LANDASAN FILOSOFIS BAITUL ARQAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA (UMS)
Bagi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta, mungkin tidak asing lagi dengan rangkaian kegiatan luar kelas (outdoor learning) yang diadakan oleh pihak kampus, salah satunya adalah kegiatan Baitul Arqam. Kegiatan ini mengacu kepada materi keagamaan yang dikemas dengan sistem halaqah. Dengan harapan, kemasan yang lebih menarik ini mampu menjadikan mahasiswa lebih antusias dalam memperdalam ilmu agama. Universitas Muhammadiyah Surakarta juga telah berupaya memfasilitasi kegiatan keagamaan dan juga mempersiapkan mahasiswa kader yang berkarakter. Untuk mewujudkan pembentukan mahasiswa kader berkarakter, Universitas Muhammadiyah Surakarta merubah sistem perkuliahan al-Islam dan Kemuhammadiyahan dari bentuk klasikal yang diselenggarakan di masing-masing fakultas, diganti dengan model Baitul Arqam di bawah koordinasi Lembaga Pengembangan, Pondok, al-Islam & Kemuhammadiyahan (LPPIK) Bidang Pengembangan al-Islam dan Kemuhammadiyahan, bertempat di Pondok Shabran Universitas Muhammadiyah Surakarta, Makamhaji, Kartasura dimulai dari tahun 2005 – sekarang.
Karena selain perkuliahan Al Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) yang menggunakan strategi pembelajaran active learning, juga ada kegiatan lain, misalnya kajian ubudiyah, salat wajib secara berjama’ah, salat dhuha, qiyamul lail, taushiyah, tadarus, dan olah raga. Perubahan kebijakan ini berlaku mulai tahun akademik 2005/2006, oleh karena itu semua mahasiswa mulai tahun angkatan tersebut dan angkatan tahun berikutnya wajib mengikuti Baitul Arqam. Program Baitul Arqam yang wajib diikuti oleh semua mahasiswa baru diharapkan dapat menjadi kader yang berkarakter, yakni terinternalisasinya nilai-nilai religiusitas, intelektualitas, dan nilai-nilai sosial kemasyarakatan.
LANDASAN FILOSOFIS
K.H Ahmad Dahlan telah meletakkan landasan dasar pendidikan yang harus dikembangkan, yaitu pendidikan akhlak (karakter), individual, dan sosial. Yang dimaksud pendidikan akhlak adalah menanamkan sejak dini nilai-nilai keagamaan yang terpuji kedalam peserta didik Muhammadiyah yang terrefleksikan dalam perilaku, sikap dan pemikiran dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan individual adalah pendidikan akal, yakni memberikan motivasi untuk berkembangnya potensi daya berpikir anak didik secara maksimal. Adapun pendidikan sosial adalah menanamkan kepekaan dan kepeduliaan sosial kepada peserta didik terhadap persoalan-persoalan sosial yang menimpa sesama manusia tanpa membedakan suku, ras dan agama. Jika hal ini dihubungkan dengan kecerdasan yang harus dikembangkan dalam diri peserta didik, maka tiga kecerdasan itulah yang harus diperhatikan, yaitu SQ (Spiritual Quotient), IQ (Intellectual Quotient), dan EQ (Emotional Quotient). Ketiganya bukan wilayah yang terpisah, melainkan satu kesatuan yang integral.
Berdasarkan pengalaman sejak tahun 1983 dirasakan bahwa pembelajaran agama yang diterapkan atau dilakukan hanya menyentuh pada aspek kognitif saja, belum menyentuh aspek afektif maupun psikomotorik. Sementara Bloom pernah mengatakan bahwa manusia memiliki 3 (tiga) potensi, yaitu kognisi, afeksi dan psikomotor. Di samping itu, ulama salaf dari ahli sunnah juga mengatakan bahwa iman itu memiliki 3 (tiga) aspek yang menjadi satu kesatuan, yaitu qaul bil lisan (kognitif), tashdiq bil qalb (afektif) dan ‘amal bil jawarih (psikomotor). Oleh karena itu perlu adanya pembaharuan atau perubahan pendekatan dalam pembelajaran. Pendidikan model pondok atau asrama dalam bentuk Baitul Arqam tampaknya sebagai model alternatif yang dapat dipilih untuk mengurangi kesenjangan antara idealita dan realitas di atas.
Proses pendidikan model pondok yang kita beri nama “Baitul Arqam” yang diselenggarakan oleh Universitas Muhammadiyah Surakarta ini akan mengelola social input, maka sistem pengasuhan (family experiences) menjadi kunci keberhasilan yang insya Allah akan membawa perubahan. Perubahan yang dikehendaki dalam model Baitul Arqam ini adalah perubahan dalam aspek pengetahuan keagamaan, sikap dan perilaku (akhlak). Masyarakat beragama harus dibentuk untuk mencapai perubahan tersebut. Termasuk juga komunitas religius, dianggap sebagai anggota masyarakat.
Baitul Arqam dapat membantu membentuk lingkungan Islami yang integritas dan totalitas, komunikasi yang santun, menghormati dan menghargai perasaan orang lain. guna mengintegrasikan ilmu menuju tauhidullah, dan dalam rangka menjadi insan taqwa.
Para pembaca yang Budiman
Terlepas dari perubahan yang dikehendaki oleh Baitul Arqam dalam aspek pengetahuan keagamaan, sikap dan perilaku, kegiatan Baitul Arqam ini juga memiliki visi daan misi yang jelas dalam mengkader mahasiswa, yaitu :
VISI
Pusat pendidikan Studi Islam dan Kemuhammadiyahan yang bersumberkan pada al-Qur’an dan al-Sunnah untuk mengantarkan mahasiswa menjadi insan kamil yang bermanfaat bagi persyarikatan, bangsa dan negara.
MISI
Menjadikan mahasiswa muslim yang memiliki pemahaman ajaran Islam secara integratif, mampu melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari, dan berkomitmen dalam melakukan perubahan-perubahan melalui dakwah Islam amar makruf nahi munkar.
KURIKULUM
Mulai tahun akademik 2005/2006 – sekarang LPPIK UMS baru dapat menyelenggarakan Baitul Arqam dalam 2 (dua) semester. Adapun kurikulum yang akan disampaikan dalam Baitul Arqam mahasiswa meliputi :
- Semester 1 (AGAMA): Aqidah, Tauhid, Rukun Iman sebagai Realisasi Kalimat Syahadat, Akhlak, Etika dan Mode Berpakaian menurut Syari’at Islam, al-Qur’an (Tadarus/Tafsir), Tadabbur Alam/Olah Raga, Praktik Ibadah (Thaharah, Salat Wajib, Salat Sunnah, Salat Berjama’ah).
- Semester 2 (IBADAH MUAMALAH); Ibadah, Salat, Puasa, Zakat, Haji dan Umroh, Kurban, Pernikahan dalam Islam, Pembagian Harta Waris, Bisnis dalam Islam, Lembaga Keuangan dalam Islam, Pedoman Hidup Islami Muhammadiyah (PHIM), al-Qur’an (Tadarus/Tafsir), Tadabbur Alam/Olah Raga, Praktek Ibadah (Salat Jama’ Qashar, Salat Gerhana, Macam-macam Sujud, Perawatan Jenazah).
Agar silabi mata kuliah Agama dan Ibadah Muamalah tercapai, maka setiap fasilitator (dosen) memegang teguh dan melaksanakan sesuai ketentuan yang ada di dalam Rencana Mutu Pembelajaran (RMP).
METODE DAN STRATEGI PEMBELAJARAN
Pembelajaran model Baitul Arqam ini menggunakan pendekatan POD (Pembelajaran Orang Dewasa), sehingga mereka diperlakukan sebagai orang dewasa yang mampu mengerjakan tugas-tugas secara mandiri dan bertanggungjawab, bahkan mereka dilibatkan dalam melakukan evaluasi dari proses pembelajaran secara aktif.
Strategi pembelajaran yang digunakan sesuai dengan pendekatan orang dewasa, yakni antara lain: lecturing, questions student have, everyone is a teacher here, peer lessons, reading guide, snow balling, information search, concept map, psycall self assesment, card sort, galeri jawaban, power of two, index card math, jigsaw, carausel, point counter point, and true or false, etc.
Terakhir, dalam wawancara langsung bersama bapak Suwinarno, S.Ag., M.P.I., selaku ketua pelaksana kegiatan Baitul Arqam pada hari Jum’at, 5 Juli 2024, beliau berpesan kepada seluruh mahasiswa yang mengikuti rangkaian kegiatan Baitul Arqam dari seluruh Fakultas.
“Kegiatan Baitul Arqam ini, memang ikhtiar kami dari pihak kampus untuk membangun dan memfasilitasi mahasiswa semester awal, antara lain :
Pertama, terjadinya transformasi diri. Transformasi diri ini berkaitan dengan cara berpikir, dengan adanya Baitul Arqam diharap akan terjadi transformasi cara berpikir yang sekuler menjadi integratif yang berbasis ketuhanan, artinya tidak memisahkan antara agama dan ilmu umum, tetapi menjadi perpaduan bagi mahasiswa yang ujungnya semakin dekat dengan Allah SWT.
Kedua, adanya perubahan sikap dan karakter bagi mahasiswa. Dengan harapan, kegiatan Baitul Arqam ini dapat memberikan celupan perubahan sikap dan karakter yang positif kaitannya dalam hal ibadah, seperti sholat berjamaah, kajian-kajian ubudiyah, dan tidak kalah pentingnya dalam kajian lingkup sosial, seperti menghormati yang lebih tua, menghargai teman, dan menolong orang lain. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah tawadhu’(bil qolbi wa bil aql). Tawadhu’ bil qolbi seperti, ta’dzim kepada dosen, kepada ilmu dan tawadhu’ bil aql seperti diskusi, menelaah kitab-kitab atau buku-buku. Sehingga menyadarkan kita bahwa semua ilmu itu bermuara kepada Allah SWT
Ketiga, kebaikan harus terus-menerus kita viralkan. Karena kebaikan yang tidak didengungkan akan kalah oleh kebathilan yang terus-menerus didengungkan, sehingga muncul faktor seperti malas beribadah karena lemahnya nilai-nilai islam yang disampaikan. Meskipun kegiatan Baitul Arqam ini hanya berjalan selama 4 hari 3 malam, tapi bagaimana semangat kita untuk terus memviralkan sehingga sampai kepada seluruh mahasiswa.
Wassalam…………
Penulis : Adi Fatan Mubina (Mahasiswa Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir UMS)