Serba Serbi Tafsir At-Tanwir Muhammadiyah
Muhammadiyah,yang merupakan sebuah gerakan Islam yang berakar kuat di Indonesia, yang memiliki tugas dan fungsi lembaga dakwah amar ma’ruf nahi munkar telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam pengembangan ilmu keislaman, termasuk dalam bidang tafsir Al-Qur’an Khususnya, yaitu dengan adanya Tafsir At Tanwir ini, kita bisa mengetahui pendekatan khas yang ditawarkan dan perbedaan Tafsir At Tanwir ini dengan tafsir yang lainnya yang ada diindonesia. Dan merupakan Salah satu karya monumental yang saat ini sedang dilakukan sebuah proses secara bertahap maka terbitlah Tafsir At-Tanwir yang walaupun baru sampai jilid 1, Tafsir At Tanwir ini sebuah tafsir yang menawarkan pandangan mendalam terhadap ayat-ayat suci Al-Qur’an dengan perspektif yang khas dan kontekstual.
Latar Belakang At-Tanwir Muhammadiyah
Tafsir At-Tanwir versi Muhammadiyah, merupakan sebuah upaya kolosal untuk menyajikan penafsiran Al-Qur’an yang komprehensif, memperhatikan konteks sosial, keilmuan, dan spiritual umat Islam. Karya ini bukan hanya sekadar kumpulan penafsiran ayat-ayat, tetapi juga refleksi dari pemikiran keagamaan yang dipelopori oleh gerakan Muhammadiyah di Indonesia. Tafsir At-Tanwir karya kitab Tafsir yang diterbitkan Muhammadiyah dan disusun oleh Majelis Tarjih dan Tajdid yang penulisnya dari segolongan ulama akademisi yang bernaung dimuhammadiyah, yang merupakan sebuah program besar Majelis Tarjih dan Tajdid yang telah diamanahkan oleh Muhammadiyah pada muktamar Muhammadiyah diyogyakarta tahun 2010, yang dimana Muhammadiyah menginginkan Majelis Tarjih dan Tajdid untuk menyusun karya tafsir utuh 30 juz, karya tafsir yang lahir didominasi oleh kelembagaan bukan karya pribadi.
Bentuk dan Metode serta corak penafsiran yang Digunakan
Bentuk penafsiran yang digunakan dalam kitab tafsir At-Tanwir adalah tafsir bi arra’yi. Sesuai dengan bentuknya, maka interpretasi ayat-ayat Al-Qur’an di dalamnya didasarkan pada kemampuan ijtihad tanpa menyisihkan penafsiran yang bersumber dari asar salafus salih. Elaborasi penafsiran dalam bentuk ini dikembangkan dengan bantuan ragam disiplin keilmuan seperti ilmu bahasa Arab, ilmu qira’ah, ulum Al-Qur’an, ilmu hadits, ushul fiqh dan ilmu sejarah. Dinamai dengan at-tafsir bi- ar-ra’yi karena yang dominan memang penalaran atau ijtihad mufasir itu sendiri. Bentuk penafsiran bi al-ra’yi sangat terlihat dalam memberikan penafsiran atas ayat atau kelompok ayat tertentu dengan analisis rasional dengan tinjauan berbagai sudut pandang, namun tetap mengkaitkan dengan ayat-ayat al-Quran lainnnya, juga menghubungankan dengan hadis yang menjelaskan kandungan ayat tertentu, serta tafsir sahabat dan tabiin
Tafsir At Tanwir ditulis dengan menggunakan metode tahlili. Metode ini berusaha menerangkan intisari teks-teks ilahi dari beragam dimensi; bahasa, sebab turun ayat, munasabah dan aspek lain yang memungkinkan sesuai dengan minat dan kecendrungan mufasir sendiri. Proses penafsiran diimplementasikan melalui sistematika mushaf Al Qur’an, urut dari awal sampai akhir ayat demi ayat. Sesuai maknanya Tahlily adalah analitis, bahwa tafsir at tanwir mencoba melakukan analisis baik secara konvensional seperti mencari asbabun nuzulnya, memahami kebahasaan, munasabah namun sesuai perkembangan zamannya.
Di samping bentuk dan metode yang sudah dijelaskan di atas, dikenal juga corak penafsiran. Karena yang dominan dalam at-tafsir bi-ar-ra’yi adalah pemikiran musafir, baik yang orisinal dari yang bersangkutan atau mengutip dari sumber-sumber lain, maka tentu saja hasil penafsiran beragam sesuai latar belakang pengetahuan, sosial budaya dan kecenderungan masing-masing. Sebagai produk intelektual yang disusun secara kolektif, maka corak tafsir At-Tanwir merupakan kombinasi beberapa corak tafsir. Corak-corak tafsir dimaksud antara lain corak lughawi, corak fiqhi, corak falsafi, corak sufi, corak ilmi dan corak adabi ijtima’i.
Disusun secara jama’i (tim), yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu, maka tafsir At-Tanwir memadukan berbagai corak pemikiran tafsir yang ada, Perpaduan dari berbagai corak penafsiran ini menjadi kelebihan Tafsir At-Tanwir yang sekaliigus menjadi kelemahannya. Kelebihannya adalah tafsir ini memiliki tinjauan analisis yang lengkap dengan keragamannya disiplin ilmu, namun kelemahannya tidak mendalam pada aspek tertentu.
Pengaruh dan Relevansi At-Tanwir Muhammadiyah
At-Tanwir bukan sekadar sebuah karya akademis, tetapi juga sebuah panduan praktis untuk umat Islam Indonesia dalam memahami dan mengimplementasikan ajaran Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. Karya ini telah memberikan kontribusi besar terhadap pemikiran Islam di Indonesia, menginspirasi generasi ulama, cendekiawan, dan masyarakat umum untuk mengeksplorasi dan memahami warisan intelektual Islam secara lebih mendalam. Tafsir At-Tanwir juga mempertimbangkan konteks historis dan sosial dari setiap ayat, sehingga memungkinkan pembaca untuk menangkap pesan-pesan yang relevan dalam konteks kehidupan mereka saat ini. Hal ini menunjukkan kekayaan dan kedalaman pemikiran yang dimiliki oleh penulis-penulisnya dalam menghadirkan pemahaman yang lebih holistik tentang ajaran Al-Qur’an.
Pengaruh dan Relevansi tafsir ini terutama terlihat dalam konteks pembaruan pemikiran Islam yang diusung oleh Muhammadiyah. Beberapa poin pengaruh dan relevansi antara lain: 1) Pendekatan Pembaruan: Tafsir ini memperkenalkan pendekatan tafsir yang lebih kontekstual dan berorientasi pada pemahaman kontemporer terhadap Islam. Hal ini sesuai dengan semangat Muhammadiyah dalam penafsiran yang relevan dengan zaman dan mempertimbangkan kondisi sosial serta kebutuhan umat. 2) Penekanan pada Nilai-Nilai Universal: Tafsir ini menekankan pada nilai-nilai universal dalam Islam, seperti keadilan, kesetaraan, dan kedamaian. 3) Bahasa yang mudah dipahami: Tafsir at-Tanwir juga dikenal dengan bahasa yang mudah dipahami dan penjelasan yang sederhana, Ini sejalan dengan upaya Muhammadiyah untuk menyampaikan Islam dengan cara yang mudah dipahami dan relevan bagi kehidupan sehari-hari. 4) Relevansi Sosial: Tafsir ini sering kali membahas isu-isu sosial yang relevan dengan masyarakat Indonesia pada masanya, seperti pendidikan, ekonomi, dan hubungan antarumat beragama.
Kesimpulan
Tafsir At-Tanwir, hadir untuk melengkapi dan menyempurkan gerakan dakwah Muhammadiyah, sekaligus melengkapi hal-hal yang belum dicakup oleh tafsir-tafsir Al-Quran khas Indonesia, serta tafsir Al-Quran pada umumnya. Sebagaimana Al-Quran dan Tafsirnya yang diterbitkan Kemenag RI, tafsir At-Tanwir melakukan pengelompokan ayat-ayat al-Quran secara berurutan dengan pendekatan tematik. Namun, pengelompokan yang dilakukan At-Tanwir lebih sistematis dan komprehensif. Selain itu, tafsir ini diharapkan juga dapat membangkitkan dinamika etos, yaitu etos ibadah, ekonomi, social dan keilmuan. Adapun kelemahan dari Tafsir At-Tanwir tidak atau belum mengemukakan kekhususan tafsir ini dibanding dengan tafsir yang lainnya sebagaimana hal ini dilakukan oleh tafsir Kemenag RI, yang memberikan uraian dalam Mukadimah yang dibukukan dalam satu jilid khusus. Bisa jadi itu belum dilakukan mengingat tafsir At-Tanwir baru terbit satu juz, yaitu Juz 1.
Tafsir At-Tanwir yang disusun oleh tim penulis organisasi kemasyarakatan Muhammadiyah merupakan satu karya terobosan pada ranah tafsir. Disusun dengan mengacu pada kaidah-kaidah penafsiran baku dan mutabar. Menyuguhkan informasi-informasi yang dibutuhkan sebagai jawaban atas persoalan kehidupan. Semoga adanya trobosan baru ini keinginan dan tujuan sebagai dakwah amar ma’ruf nahi munkar bisa terealisasikan secara relevan dan lebih baik dengan adanya Tafsir At Tanwir ini. Amin Ya Rabbal A’laminn.
Penulis :Rizky Aldiansyah