WARTA

Perkuliahan Tatap Muka, Mahasiswa Bahagia?

Islamikaonline.com—Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) telah menetapkan kebijakan mengenai perkuliahan secara tatap muka/luring dengan menerapkan protokol kesehatan yang telah dimulai pada tanggal 17 Mei 2022. Selain itu, pelaksanaan Ulangan Akhir Semester (UAS) pada semester ini juga akan dilaksanakan secara luring pada tanggal 11—23 Juli 2022. Desas-desus mengenai perkuliahan tatap muka di Universitas Muhammadiyah Surakarta sudah beredar dari pertengahan tahun 2021 lalu, tetapi pada kenyataannya baru terlaksana pada tahun ini dikarenakan situasi pandemi yang masih mengkhawatirkan.

Mohamad Ali, selaku Wakil Dekan I Fakultas Agama Islam menyatakan bahwa Perkuliahan tatap muka yang telah berjalan selama dua pekan ini sudah berjalan dengan baik. Hal tersebut dibuktikan dengan presensi mahasiswa di seluruh kelas hampir 100%, partisipasi mahasiswa dalam keaktifan kuliah lebih meningkat, serta belum didapati keluhan dari mahasiswa terkait fasilitas perkuliahan.

Mayoritas Mahasiswa FAI mengaku sangat senang terhadap kebijakan perkuliahan secara tatap muka, hal ini dikarenakan mereka dapat berinteraksi secara langsung dengan teman-teman serta dosen, dapat lebih fokus dalam menyimak pembelajaran, dan metode pembelajaran yang lebih menarik dan tidak membosankan. Sebaliknya, ada beberapa mahasiswa mengaku kurang senang dengan perkuliahan tatap muka karena sudah terlanjur nyaman dengan kuliah daring, beberapa mahasiswa juga mengaku merasa sangat lelah selama perkulihan luring karena harus menempuh penjalanan jauh dalam waktu yang lama. “Menurut saya pribadi ya kuliah secara luring itu bener bener capek karena aku ngelaju sekitar 30 menit ke kampus, kayak setiap hari harus ke kampus, ngejar waktu itu benar-benar capek banget”, ujar Divana, Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam.

Sistem perkuliahan luring yang telah ditetapkan oleh Fakultas Agama islam, menyebabkan suatu problema kecil bagi para mahasiswa. Problema tersebut berupa adaptasi dari perkuliahan yang semulanya dilakukan secara daring kemudian beralih lagi menjadi perkulihan secara luring. Hal ini menjadi suatu problema karena banyak dari mahasiswa yang sudah terlanjur nyaman dengan perkuliahan daring, banyak dari mereka yang merasa keteteran dengan jadwal kuliah, serta kebingungan yang dirasakan oleh mahasiswa baru yang belum pernah merasakan perkuliahan secara luring.

Berbicara mengenai keefektifan sistem perkuliahan daring dan luring, Mohamad Ali mengungkapkan bahwa kedua sistem perkuliahan tersebut bersifat pilihan, keefektifan kedua sistem tersebut tergantung terhadap kondisi yang tengah dihadapi. “Luring dan daring bersifat opsional, dan jikalau memilih mana yang lebih efektif yaitu tergantung kondisi. Dulu ketika kasus pandemi masih meningkat maka yang lebih efektif perkuliahan diadakan secara daring. Untuk sekarang dan kedepannya UMS akan melakukan sistem hybrid (luring dan daring). Menurut saya diantara kedua pilihan tersebut maka lebih baik perkuliahan diadakan secara luring karena ada interaksi langsung antara dosen dan mahasiswa”. Bagi mahasiswa kedua sistem tersebut memiliki sisi positif dan negatifnya sendiri sehingga itulah yang membuat mahasiswa merasa dilema antara kuliah daring atau luring.

Sebagai upaya dalam mengantisipasi terjadinya pelonjakan kasus covid-19 selama perkuliahan luring, pihak universitas menyiapkan Satgas Covid dalam mengantisipasi pelonjakan kasus covid-19, Satgas Covid tersebut akan meneliti dan mengevaluasi terkait dinamika yang ada. Selain itu, pihak universitas juga menetapkan protokol kesehatan yang sangat ketat, seperti menggunakan masker, pengurangan jumlah mahasiswa dalam satu kelas, dan seluruh mahasiswa dan dosen harus sudah divaksin.

Dalam wawancaranya, Mohamad Ali juga berharap agar pandemi segera berakhir sehingga perkuliahan secara luring bisa berjalan secara leluasa. Selain itu, beberapa mahasiswa juga berharap agar perkuliahan tetap dilaksanakan secara luring. Ada juga mahasiswa yang mengharapkan agar perkuliahan dilaksanakan secara hybrid, mereka menganggap bahwa sistem ini merupakan suatu sistem yang tepat karena mereka dapat belajar dengan memanfaatkan teknologi yang ada dipadukan dengan penjelasan dosen di dalam kelas. Sistem perkuliahan secara hybrid juga membantu mahasiswa dalam beradaptasi, dimana dalam perkuliahan daring mereka dapat belajar secara mandiri dan kreatif, sedangkan dalam perkuliahan luring mereka mendapatkan sebuah pengalaman dan pemahaman dari para dosen. Bukan hanya itu, dalam wawancaranya ada juga mahasiswa yang berharap agar pelaksanaan Ulangan Akhir Semester dilaksanakan secara daring, “Harapan saya pas UAS online aja sih”.

  • Reporter: Anung, Wafa
  • Editor: Tim Redaksi

admin

Islamika Media Group merupakan Lembaga Pers Mahasiswa yang berada di bawah naungan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta.

One thought on “Perkuliahan Tatap Muka, Mahasiswa Bahagia?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *