Mengintensifkan Dakwah Digital Muhammadiyah
Kecerdasan manusia sudah tidak diragukan lagi dengan temuan-temuannya yang semakin menggugah dunia kini manusia berkembang cukup pesat, dengan berbagai temuan teknologi modern sehingga membuat umat manusia bergerak secepat mungkin. Semuanya tentu berawal dari sebuah impian dari umat masa lalu yang memimpikan masa depan dengan kemajuan teknologi modern. Dunia saat ini tidak lepas dari pengaruh dan media teknologi digital yang hadir secara masif.
Masyarakat di era revolusi 4.0 ditandai oleh peningkatan penggunaan dan keakraban dengan komunikasi, media, dan teknologi digital, sehingga lahirlah komunitas digital atau komunitas virtual. Penggunaan teknologi komputer, ponsel, jejaring sosial, dan teknologi informasi supercanggih merupakan ciri dari kehidupan masyarakat digital. Yakni suatu komunitas yang memiliki karakter khusus selain hidup memakai dan tidak lepas dari teknologi informasi yang serba digital, hubungan sosial melalui media sosial yang masif, serta mengalami proses digitalisasi yang luar biasa.
Tantangan Muhammadiyah
Melihat banyaknya informasi yang berseliweran di media sosial serta cepatnya arus kecepatan informasi dan mudahnya akses menjadikan masyarakat melaju dengan cepat. Masyarakat yang hari ini sudah terintegrasi melalui ruang-ruang media sosial memiliki kesempatan yang pastinya sangat banyak, kreator digital yang saat ini sangat diminati seharusnya mampu membeikan efek yang lebih baik bagi perkembangan kemajuan zaman yang semakin menuntut untuk cerdas dan cepat dalam berbagai hal.
Media sosial saat ini layaknya ruang kehidupan baru yang menuntut manusia untuk merasakan dunia digital. Manusia yang menciptakan dunianya kini harus terengah-engah dengan kecepatan arus informasi dan kemajuan digital yang diciptakannya sendiri. Manusia modern yang heterogen kini menjadi tantangan bagi Muhammadiyah, salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia dengan segudang amal usahanya mulai dari pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup, dan lain-lain. Tentu Muhammadiyah turut ambil peran melalui ruang-ruang digital sebagai upaya dakwah seorang muslim pada dunia yang baru hari ini.
Dunia digital dengan arus informasi yang serba cepat kini telah menciptakan polemik baru. Salah satu harapan besar negara demokrasi adalah adanya ruang-ruang publik yang menghubungkan antar berbagai stakeholder yang ada pada masyarakat sebagai bentuk aduan informasi yang masif terhadap negara, begitu halnya dalam perekonomian, kemajuan teknologi membuat mudahnya proses jual beli yang instan dengan satu jari.
Namun apa yang terjadi justru sebaliknya, kekayaan intelektual dan pemahaman masyarakat justru kini mengalami degradasi intelektual. Pengetahuan yang kabur akibat kurangnya pencerdasan yang baik dan benar serta secara terstruktur, malah membuat pengetahuan ini tidak mampu berdampak secara komprehensif. Kita lihat saja melalui video-video yang sepotong-sepotong tentu menjadi tidak benar bilamana sebuah ungkapan itu hanya mengambil video yang setengah saja.
Nah, dari uraian diatas sedikit menginformasikan tantangan terbesar Muhammadiyah khususnya dalam hal menjaga kekayaan intelektual yang semakin menurun berakibat pada kualitas masyarakatnya dalam melakukan dakwah diruang digital. Bagaimana tidak, individualisasi telah semakin nyata dan semakin memperparah keadaan masyarakat modern, dengan hadirnya gadget kini manusia tersibukkan dengan dunianya dan manusia cenderung mengalami kekeringan spiritual.
Secara sosiologis masyarakat yang hidup di era digital mengalami “kekeringan spiritual” sehingga memerlukan kanopi suci nilai-nilai Islam yang mencerahkan. Francis Fukuyama (2000) menggambarkan masyarakat modern di era dunia teknologi informasi mengalami fenomena “the great disruption”. Yakni suatu guncangan besar-besaran dalam kehidupan masyarakat modern yang ditandai antara lain kejahatan dan gangguan sosial yang meningkat, melemahnya keberadaan keluarga, menurunnya pernikahan disertai meningkatnya perceraian dan anak-anak di luar nikah, dan berbagai kekacuan dalam tatanan sosial masyarakat.
Intensifikasi Dakwah Muhammadiyah
Tentu Muhammadiyah sebagai ormas Islam terbesar yang masih eksis hingga hai ini harus memiliki sikap pada tantangan dunia modern yang global hari ini, yang terjadi hari ini telah terlalu banyak konsumen yang sekedar mengisi medsosnya hanya sebagai seorang konsumen bukan sebagai produsen. Dengan dunia digital warga-warga Muhammadiyah hendaknya mampu mengambil peran sebagai produsen yang cerdas dalam berdakwah sehingga sudut-sudut media sosial di isi dengan dakwah yang menggembirakan ala Muhammadiyah, karena dengan begitulah Muhammadiyah akan selalu tumbuh dan subur dalam mencapai suatu cita-citanya yakni menjadikan masyarakat madani.
Dalam konteks ke-Indonesiaan tentu Muhammadiyah harus terus mengintensifkan dakwah dan selalu memacu aktivitas dakwah sebagai satu bentuk penerdasan bangsa di era matinya kepakaran. Satu era yang mana saat ini kita rasakan terjebak dalam arus pengetahuan yang tak kunjung baik bagi perkembangan ilmu pengetahuan, matinya kepakaran ini dalam buku Tom Nichols dikatakan era dimana pengetahuan telah tercerabut dari akarnya secara pelahan, dan dunia digital di isi dengan hal-hal yang tak memberi dampak baik bagi kemajuan keilmuan.
Kader digital
Sebagai kader Muhammadiyah tentu menjadi harapan besar bagi keberlangsungan persyarikatan dalam menjaga keharmonisan umat Islam dan bangsa Indonesia.
Penulis: Anas Asy’ari Nashuha
Editor: Aryanti Artikasari