DRAWING BOY
“wah… Indah sekali gambaranmu,” ucap wanita paruh baya yang dipanggil Bunda oleh Lonard.
“terimakasih Bun,” jawab Lonard dengan senyuman yang langsung melanjutkan menggambarnya itu.
“udah dulu Nard menggambarnya, sekarang kita makan dulu yuk.” kini Bunda Lonard mengajak anak pertamanya itu untuk makan.
“iya, Bun. Lonard beresin dulu ya Bun. Bunda duluan saja ke meja makan, nanti Lonard menyusul.”
Bunda Lonard tersenyum, “baik, Nak. Bunda duluan ya.”
Lonard tersenyum kepada Bundanya, lalu dengan segera merapikan meja belajarnya itu.
***
Pagi yang cerah dikota Jakarta. Kini Lonard sedang berada di kelasnya, sembari menunggu bel masuk dia membaca buku pelajarannya.
“heh, Nard!” teriak seorang cowok dari pintu kelasnya. Dia adalah Satria, sahabat baik Lonard.
“ada apa Sat?” tanya Lonard dengan wajah datarnya.
“keknya sekolah kita bakal ada murid baru nih. Tadi gue lewat ruang kepala sekolah itu ada cewek, dan gue dengerin keknya dia bakalan dapet kelas ini.” senang Satria.
Lonard yang tidak tertarik sedikitpun akan cerita Satria itupun melanjutkan aktivitas membacanya.
“e lah… Lo kagak dengerin gue?” kesal Satria kepada Lonard. Namun Lonard tidak menanggapi dan tetap membaca bukunya itu.
Lonard adalah anak kelas 11 MIA 2 yang menyukai aktivitas menggambar dan membaca buku. Dia juga termasuk murid yang pintar di sekolahnya, rajin dan juga sopan. Tidak dipungkiri kalau teman-temannya menyukainya.
“padahal orangnya cantik,” ucap Satria pelan. Lonard hanya melihatnya dan menatapnya dengan pandangan curiga.
Bel jam pelajaran pertama pun berbunyi, menandakan pelajaran Biologi akan segera dimulai. Mengetahui wali kelas 11 Mia 2 berjalan ke arah kelas mereka, anak-anak yang tadi diluar kelas segera masuk kedalam.
“selamat pagi anak-anak,” ucap bu Siti didepan kelas.
Terlihat seorang perempuan disamping bu Siti. Mengetahui itu, Satria langsung berbisik kepada Lonard.
“Nard, entu cewek yang gue ceritain tadi. Cantik kan,” ucap pelan Satria disamping telinga Lonard.
Lonard hanya memandangi gadis itu, entah perasaannya kini berbeda dari biasanya. Seperti dia tertarik akan perempuan itu.
Gadis tersebut mengenalkan dirinya, suara yang lembut membuat hati Lonard berdebar dengan irama yang cepat. Gadis itu memandangi Leonard.
Gadis itu bernama Cika Anindiya. Sering dipanggil Cika. Dia pindah dari Bandung karena Ayahnya harus meneruskan bisnis kakeknya di Jakarta.
Akan kugambarkan sedikit tentangnya. Cika adalah gadis sebaya denganku. Memiliki ranbut sebahu tanpa poni. wajahnya proporsional dengan bibir yang seksi, hidung mancung, mata indah, dengan bulu mata panjang, dan alis mata yang tebal. Dia mempunyai tinggi 165cm, ukuran normal untuk anak sma. Badan pas, tidak terlalu kurus dan tidak terlalu gemuk.
Jam istirahat telah datang. Sebelum anak-anak semuanya pergi kekantin, mereka berkenalan dengan Cika. Begitupun Satria yang kebetulan berada disampingnya.
“hai cika, kenalin gue Satria dan ini Lonard sahabat baik gue,” ucap Satria dengan menunjuk Lonard.
“oh, hai. Aku cika,” jawabnya.
“mau kekantin bareng?” ajak Satria.
“ayuk lah,” kini Cika berdiri dan berjalan menuju kantin bersama Satria dan Lonard.
Sesampainya di kantin mereka memilih bangku paling pojok.
“kalian mau makan apa? Biar aku pesanin,” tanya Lonard menawarkan diri.
“aku mau bakso, sama ice tea aja Nard,” jawab Satria, “kamu apa cik?”
“hm… Samain aja deh.”
Lonard pun memesan pesanan temannya itu dan langsung kembali ke meja mereka.
***
Dua bulan sudah Cika menjadi sahabat baik Lonard dan juga Satria. Tetapi, perasaan Lonard kepadanya tidak pernah sirna, walaupun persahabatan mengikatnya. Belum tau dengan pasti mengapa Lonard tertarik akannya sejak awal dia bertatap muka, yang pasti perasaan ini semakin besar.
Hari ini adalah hari minggu, kebetulan Lonard tidak acara hari ini sehingga dia dapat menggambar sesuai kegemarannya itu. kini dia sedang menggambar wajah gadis yang dia cintai itu. hampir setengah jam dia berada di meja belajarnya itu, dan kini gambaran itupun telah jadi.
Handphone milik Lonard pun berbunyi, telfon dari Satria.
“Hallo, sat,” sapa Lonard.
“nard, main yuk. bosen nih gue dirumah, gabut banget deh,” jawab Satria disebrang sana.
“mau kemana?”
“entah. tapi main aja yuk. ke mall kek, atau mana kek.”
“yaudah sini deh jemput aku.”
“oke,”
Telefon pun ditutup, Lonard bersiap-siap untuk pergi bersama sahabatnya itu. dia menunggu sekitar 20 menit dan akhirnya Satria datang dengan seorang Gadis. ternyata itu adalah Cika.
Mereka pun bersama-sama menuju sebuah mall yang ada di kawasan Jakarta. Sesampainya disana mereka nonton, jalan, belanja, makan, dan bersenang-senang.
“bro, lo kagak mau nembak Cika sekarang? mumpung ada momen yang pas nih,” bisik Satria.
“nembak? aku belum berani sat,” jawab Lonard.
“alah, tenang gue bantu.”
“kalau dia nggak suka aku gimana?” takut Lonard.
“udah lo positif thinking aja, keknya dia juga suka lo deh.”
Lonard mulai memikirkan perkataan sahabatnya itu, dan mulai meminta pendapat antara hati dan otaknya.
“yaudah, kamu bantuin aku ya,” ucap Lonard yang kali ini berbisik ditelinga Satria.
“sip, deh.” jawab Satria.
Saat ini mereka sedang makan di salah satu tempat makan yang ada di mall itu. Satria pamit untuk kekamar mandi terlebih dahulu guna melancarkan aksinya.
“Cik, aku mau tanya,” ucap Lonard membuka percakapan.
“ada apa Nard? tanya aja,” jawab Cika dengan meminum Orange Juice yang tadi dia pesan.
Lonard mengambil nafas panjangnya, “eem… kamu mau nggak jadi pacarku?” ucap Lonard dengan cepat.
“hah?” Cika terlihat kebingunggan dengan kata-kata Lonard, “kamu menyukaiku?” tanya Cika dengan nada senang.
“aku menyukaimu sejak pertama kali melihatmu, saat kita menjadi sahabat aku tidak bisa mengontrol perasaanku bahwa kamu adalah sahabatku. aku selalu menggambar wajah mu saat aku merindukanmu. entah kenapa semakin kita dekat semakin dalam perasaanku.” jujur Lonard. “jadi, apakah kamu mau jadi pacarku?” sambung Lonard.
Cika hanya tersenyum sembari menjawab, “aku mau kok. sudah lama juga sebenarnya aku tertarik denganmu, nard”
mereka berdua pun tersenyum mengetahui hati mereka saling menerima. Satria datang dengan membawa boneka beruang yang dipesan Lonard ketika Cika menerima cintanya, dan memberikannya kepada Lonard.
Mereka semua kembali mengobrol dengan serunya.
FAFAZSS
penulis :