OPINI

Malang Kelabu, Nasib Negeriku

Baru saja mengawali lembaran baru di tahun 2021, Indonesia telah ditimpa banyak bencana, baik bencana alam maupun bencana kehilangan cahaya ilmu.

Ditambah lagi keadaan di masa pandemi covid -19 yang belum usai ini membuat rakyat dan pemerintah semakin sulit. Sebut saja di awal bulan Januari ini, Kejadian tragis yang terjadi adalah Jatuhnya pesawat Sriwijaya Air-182 di sekitar laut kepulauan seribu yang menewaskan seluruh penumpang dan sontak membuat masyarakat geger, tak sampai disitu, Banjir bandang yang melanda Kalimantan Selatan, Erupsinya gunung merapi dan gunung semeru, ditambah lagi bencana longsor di daerah Sumedang Jawa barat. Hal ini seharusnya membuat manusia sadar, bencana alam ini merupakan teguran dari sang Khaliq akan manusia yang sering serakah, tidak pernah merawat alam dengan baik, membuat kerusakan dimana-mana tanpa rasa bersalah. Hakikatnya alam akan menyayangi kita apabila kita juga menyayangi dan merawat mereka.

Terlepas dari bencana alam, di Indonesia juga terjadi bencana kehilangan cahaya ilmu, yakni berpulangnya para ulama, para guru, dan para auliya. Sudah tercatat lebih dari 100 ulama berpulang ke pangkuannya—sang Khaliq, dengan selisih waktu yang berdekatan. Perlu diingat bahwa, wafatnya ulama adalah matinya alam semesta, mengapa? Karna dari para ulama lah kita mendapat ilmu agama, mereka adalah warotsatul anbiya. Penerus perjuangan para nabi, Masyaallah.

Dalam hadis dari Abdullah bin Amr bin al-‘Ash, Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dari hamba-hambaNya secara sekaligus satu kali cabutan, akan tetapi dengan jalan diwafatkannya para ulama. Sehingga ketika tidak ada para ulama, orang-orang mengambil panutan dari orang-orang bodoh. Lalu orang-orang bodoh tersebut ditanya, dan mereka pun berfatwa tanpa didasari dengan ilmu yang benar. Sehingga mereka pun sesat dan menyesatkan (orang-orang)” (HR Bukhari Muslim).

Dari hadist di atas kita sebagai orang muslim pasti percaya, hal ini bukan hanya sebuah kebetulan, namun sebuah peringatan akan dekatnya hari kiamat. Maksiat yang membabi buta di setiap tempat, orang-orang bodoh yang menjadi pemimpin negara, ulama yang memfatwa kan sesuatu tanpa adanya dasar agama, dan banyak lagi. menunjukan bahwa tanda-tanda kecil hari kiamat sudah seluruhnya Diperlihatkan oleh allah.

Jika sudah seperti ini, apa yang bisa diperbuat oleh manusia selain mendekatkan diri kepada Allah dan kembali kejalan yang benar?. Manusia juga perlu Belajar ilmu agama agar dapat melanjutkan estafet perjuangan para ulama yang telah berpulang, tidak ada lagi yang bisa diharapkan selain kita terus memperbaiki diri dan mempersiapkan bekal kematian. Selama apapun hidup jika kamu tidak bermanfaat bagi orang lain itu percuma, dan sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.
Wallahu a’lam

Penulis :

Lintang eka praditasari

admin

Islamika Media Group merupakan Lembaga Pers Mahasiswa yang berada di bawah naungan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *