OPINI

MAHASISWA ENAK – ENAK

” Disuruh memahami kita menghafal, disuruh menghafal kita menghayal, disuruh bicara kita membaca, disuruh membaca malah tanya untuk apa, disuruh bertanya bilangnya mending googling aja, maunya nilai A tapi kuliahnya TA, disuruh nikah eh malah kawin diluar nikah.”

Istilah mahasiswa merupakan kasta bagi mereka yang berdarah sofis. Sofis merupakan sebutan bagi orang orang terpelajar di Yunani kuno. Kemudian berevolusi menjadi dua, yaitu sofis ori yang lebih dikenal sebagai filsuf dan sofis enak – enak yang dikenal sebagai kaum sofis. Pun demikian yang terjadi pada istilah mahasiswa, Pada dasarnya mahasiswa adalah sebutan bagi orang orang terpelajar. Namun seiring berjalannya waktu, kemudian berevolusi menjadi dua spesies. Yaitu mahasiswa ori, mereka yang sadar akan hakikat dirinya sebagai akademis dan  mahasiswa enak-enak, yaitu mereka yang hari ini menangis didepan layar drama oppa-oppa, mereka yang lantang suaranya berjihad di pubg dan masih banyak mereka yg lainnya.

Mahasiswa merupakan nama besar dan sekaligus sering dibesar-besarkan.  Mahasiswa berperan besar dalam sejarah dan juga mempunyai sejarah yang besar. Perjuangan dan do’a mereka memerah putihkan Sang saka, tangan mereka terluka saat memahat patung Garuda yang kemudian darahnya menjadi tinta menuliskan tiga kosakata yaitu Bhineka Tunggal Ika. Sedemikian susah payah yang mereka rasakan tidak membuat mereka berhenti untuk melangkah melintasi negeri-negeri para dewa untuk mencari kalimat-kalimat kebijaksanaan yang kemudian disebut sebagai Pancasila. Luka belum lekas sembuh, mereka sudah dihadapkan lagi dengan otoritarianisme negara api. Akan tetapi, luka bukan sebuah masalah bagi mereka untuk sisipkan lengan baju. Mereka maju dan bersatu kemudian dengan senyum dan tangis mereka berhasil menggulingkan negara api yang otoritarian, yang hari ini dikenang sebagai era reformasi.

Mahasiswa mungkin bisa bangga dan membanggakan kisah – kisah heroik mahasiswa. Namum, itu hanyalah kisah. Itu bukan kamu, mereka adalah mahasiswa dalam sejarah. Sebagian besar dari kita, mahasiswa hari ini tidak lebih hanya sebagai mahasiswa enak-enak.

 Disuruh memahami kita menghafal, disuruh menghafal kita menghayal, disuruh bicara kita membaca, disuruh membaca malah tanya untuk apa, disuruh bertanya bilangnya mending googling aja, maunya nilai A tapi kuliahnya TA, disuruh nikah eh malah kawin diluar nikah.

 Dengan kondisi demikian menjadi pertanyaan besar bagi kita. apakah hari ini kita sudah merealisasikan kewajiban dan tanggung jawab kita sebagai mahasiswa, dan sudah layakkah kita disebut sebagai akademisi.

Kita tahu, sekarang ini Indonesia menghadapi cukup banyak problematika. Baik itu permasalahan politik, ekonomi, sosial, lingkungan, bahkan pendidikan. Tingkat kemiskinan yang terus meningkat, konflik sosial yang berangsur terjadi, kualitas pendidikan yang jauh terpuruk, dan pemerintah masih saja sibuk memperdebatkan Pancasila.

Sedemikian komplit permasalahan yang dihadapi Indonesia hari ini. Otak pemerintah terlalu kecil untuk mengahadapi ini semua. Disini seharusnya mahasiswa berperan dengan menuangkan pikiran dan menginfakan keringatnya untuk membantu dan mengawasi negara, hal ini bisa dilakukan tentunya dengan ilmu dan kesadaran. Maka, berbenah dalam menuntut ilmu dan membentuk kesadaran sebagai mahasiswa yang mempunyai tanggung jawab merupakan hal yang seharusnya dilakukan seorang mahasiswa.

Mahasiswa tidak perlu bangun, karena mahasiswa tidak tertidur. Hanya saja kita terjebak dalam kefanaan yang tak berjumpa Tuhan. Kita hanya perlu sadar dari kefanaan, sadar akan realita yang kian berkerut, dan sadar akan hakikat sebagai mahasiswa.

PENULIS

Andi Setiawan

admin

Islamika Media Group merupakan Lembaga Pers Mahasiswa yang berada di bawah naungan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta.