H.O.S. Cokroaminoto: Standar Sosialisme Berdasarkan Perspektif Islam
Islamikaonline.com— Manusia merupakan makhluk yang diberikan insting oleh Allah untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan termasuk hubungan kemasyarakatan. Akan sangat kewalahan jika manusia melakukan seluruh aktivitas mulai dari permasalahan kecil sampai permasalahan yang besar dilakukan oleh sendiri. Bahkan seorang raja yang memiliki kekuasaan pun dia tidak bisa hidup sendiri tanpa prajurit atau masyarakatnya. Seperti yang dikatakan Suparlan (1993), bahwa hidup bersosial pada hakikatnya untuk memenuhi syarat-syarat dasar untuk tetap melangsungkan kehidupan. Sehingga dari sini akan melahirkan paham, yakni Sosialisme.
Apa Itu Sosialisme ?
Menurut etimologi, sosialisme berasal dari bahasa latin “sosius” yang artinya sahabat, teman. Sedangkan menurut terminologi, sosialisme merupakan suatu paham yang mengutamakan pertemanan atau persahabatan dengan cara hidup memikul tanggung jawab atas perbuatan kita satu sama lain. Sosialisme, di dalam Encyclopedia of Social History didefinisikan sebagai sebuah pergerakan atau sebuah teori organisasi sosial yang menginginkan kepemilikan atau pengontrolan secara bersama sama terhadap produksi dan kontribusi.
Awal mula Sosialisme muncul terjadi ketika reaksi atas berkembangnya industrialisme dan kapitalisme pada abad 19-20. Karl Marx tidak setuju dengan kaum borjuis terhadap kaum buruh yang mereka perlakukan seperti “sapi perah” yang hanya dimanfaatkan untuk mereka sendiri. Sehingga kaum miskin yang tertindas mengembangkan gerakan pembebasan dari ketertindasan ekonomi maupun politik.
Mekipun sosialisme hadir untuk mensejahterakan rakyat, tapi disatu sisi lain sosialisme akan menimbulkan suatu dampak permasalahan yang baru ketika HAM itu tidak di dijalankan dengan baik. Seperti terbatasnya hak milik perorangan yang pada akhirnya muncul suatu gerakan dengan teori teori baru berdasarkan perlindungan hak individu atau sejenisinya.
H.O.S. Cokroaminoto berpendapat: “Sosialisme bisa menjadi sempurna apabila tujuan hidup dari tiap-tiap manusia tidak hanya untuk mengejar keperluan dan kesenangan biasa, ialah keperluan dan kesenangan yang ada di dalam dunia ini, tetapi tiap-tiap manusia hendaklah juga mengejar tujuan hidup yang lebih tinggi (kehidupan akhirat ).”
Sosialisme dalam Islam
Pemahaman tentang sosialisme berdasarkan Islam pertama kali dirumuskan oleh seorang tokoh indonesia yang bernama H.O.S. Cokroaminoto. Buku yang diterbitkan pada bulan November 1924 dengan judul Islam dan Sosialisme menjadi karya yang paling monumental pada masa itu. Cokroaminoto tidak pernah alergi dengan soialisme namun sebaliknya beliau berterima kasih pada Karl Marx dan Friedrich Engels sebab sudah merangsang dirinya tentang pemikiran kesatuan sosialisme yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Sallahu Alaihi Wassalam.
Cokroaminoto berpendapat bahwa sosialisme dibagi menjadi tiga yaitu kemerdekaan, persamaan, dan persaudaraan:
1. Kemerdekaan
Setiap orang memiliki kebebasan terhadap hak dirinya sendiri sehingga orang Islam tidak harus takut kepada siapapun atau apapun, melainkan diwajibkan hanya takut kepada Allah saja sesuai dalam Q.S. Al Fatihah ayat 5 yang artinya, “Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan.”
2. Persamaan
Dalam pergaulan hidup bersama, Islam mengajarkan kepada umatnya untuk tidak membeda-bedakan derajat seseorang baik miskin atau kaya, pejabat atau rakyat jelata. Bagi Allah semua itu sama dihadapan Allah namun yang membedakan diantara mereka hanya satu yakni ketakwaan mereka kepada Allah. Dalam Q.S. Al Hujurat Ayat 13, Allah berfirman, “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.”
3. Persaudaraan
Setelah mengetahui akan pentingnya persamaan dalam menggapai tujuan hidup yakni mencari rida Allah. Maka akan muncul dari setiap individu rasa persaudaraan yang kuat diantara mereka. Ibaratkan tubuh manusia ketika ada anggota badan yang tersakiti maka anggota tubuh yang lainnya ikut merasakannya. Rasa cinta di antara mereka seperti rasa cinta di antara saudara yang sebenarnya. Dari Abi Musa dari Nabi SAW beliau bersabda, “Sungguh (sebagian) mukmin kepada (sebagian) mukmin lainnya seperti bangunan, yang menguatkan sebagian dengan sebagian lainnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Meskipun Cokroaminoto menerima sebagian poin-poin ajaran sosialisme yang diajarkan oleh Karl Marx, akan tetapi beliau sangat mengkritik ajaran Karl Marx yang menyatakan bahwa segala sesuatu berasal dari benda, oleh benda, dan kembali ke benda. Cokroaminoto meyakini bahwa segala sesuatu berasal dari Allah, oleh Allah, dan akan kembali kepada Allah. Sosialisme dalam Islam tidak akan mengingkari keberadaan tuhan.
Maka dengan itu, Cokroaminoto menyimpulkan di dalam bukunya Islam dan Sosialisme sebagai berikut: “Bagi kita orang Islam, tidak ada sosialisme atau rupa-rupa isme yang lain-lainnya yang lebih baik, lebih elok, dan lebih mulia, selain sosialisme yang berdasarkan Islam, itu saja,” demikian Cokroaminoto menyimpulkan.
Penulis
Akbar Syifa Nursyam