Angkringan : Tempat Efektif Mendidik Masyarakat
Angkringan merupakan salah satu bentuk konsep penjualan makanan maupun minuman yang biasanya berupa warung gerobak dengan tenda sederhana. Angkringan atau disebut HIK (Hidangan Istimewa Kampung), Biasanya dalam satu gerobak bisa menampung 8 orang. Angkringan bisa kita temui di persimpangan jalan solo, Klaten, Jogja di Jawa Tengah. Menu yang dihidangkan seperti nasi kucing, gorengan, mie rebus, sate satean, telur puyuh, teh (es/Panas), susu, jahe dan masih banyak lagi. Pastinya untuk harganya terjangkau semua kalangan mulai dari tukang kuli bangunan, petani, pejabat, pengusaha. Ketika mereka semua berkumpul di angkringan semua sama rata (egaliter) tidak ada orang yang paling diistimewakan.
Biasanya mereka ketika kumpul membicarakan pertandingan sepak bola, kadang dalam satu tempat angkringan di pake untuk mabar (main bareng) game mobile legend, ada pula orang datang angkringan cuma makan aja setelah itu pulang dan masih banyak lagi . Menurut saya sangat disayangkan sekali ketika momentum kumpul itu digunakan untuk hal yang tidak bermanfaat. Sebaiknya gunakan momen itu untuk bersilaturahim, saling menasehati satu sama lain, dan lebih bagus lagi membicarakan keilmuan. Sebagaimana dalam Q.S An Nahl ayat 125 artinya “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Kemudian bagaimana caranya supaya di angkringan hidup akan nasihat/Keilmuan ? Tentu saja kita Ingin mendapatkan keberkahan dalam menjalani hidup di dunia dan di akhirat termasuk ketika berada di tongkrongan angkringan oleh karena itu penulis rangkum tips tips menghidupkan keilmuan di angkringan :
1# Harus Berani Bertanya tentang Apapun
Ada pepatah “Malu bertanya sesat di jalan” artinya jika kita segan atau malu bertanya berarti gkita akan rugi sendiri karena persoalan yang dihadapi tidak ditemukan jalan keluarnya. Begitu pun ketika di angkringan suasana akan sunyi jika satu sama lain enggan bertanya. Mulai pertanyaan dengan kata bagaimana dan kenapa. supaya apa ? Agar jawaban mereka panjang kemudian kita akan mendapatkan banyak informasi dan bisa mengembangkan pertanyaan menjadi lebih luas lagi. Hindari pertanyaan yang jawabannya singkat seperti ya dan tidak karena ini akan membuatmu bingung memberikan pertanyaan selanjutnya ke lawan bicaramu contohnya seperti “kamu sudah kerja ?” “Dimana ?” ” Berapa gajinya disana ?” “Namamu siapa?”.
Bertanya dalam artian tidak hanya tentang kabar keadaan seseorang saja, kalian bisa mempertanyakan tentang masalah agama, politik, ekonomi, pendidikan, budaya dan lain lain. Semakin banyak informasi, semakin luas pemahaman yang kita dapatkan. Akan ada perspektif yang berbeda beda tentang suatu masalah memberikan pengajaran kepada kita untuk bijaksana.
2# Berlomba Lomba dalam Kebaikan Sebagai Motivasi
Berlomba lomba dalam kebaikan atau Fastabiqul Khoirotartinya berusaha semaksimal mungkin mencapai tujuan kebaikan. Berlomba-lomba dalam kebaikan dapat dilakukan melalui amalan baik Seperti Ibadah yang dimaksud meliputi salat, puasa, membaca Al-Qur’an, menghafalkan Al-Qur’an, dan sebagainya. Fastabiqul khairat dalam hal muamalah meliputi menyambung tali silaturahmi, berbakti kepada kedua orang tua, berbuat baik kepada tetangga, dan menyantuni anak yatim.
Berlomba dalam kebaikan yang ketiga berasal dari akhlaknya yakni, seseorang diserukan untuk berlaku jujur, menjaga amanah, menepati janji, berlaku adil, ataupun bersikap pemaaf. Kebiasaan yang diperlombakan dalam ajang fastabiqul khairat adalah berlomba untuk menuntut ilmu, berusaha mendapatkan rezeki, berusaha menikah, dan apapun dengan niat yang baik.
Semua amalan kebaikan boleh ditunjukan kepada orang lain khususnya di perkumpulan angkringan sebagai motivasi memberikan semangat (ghirah) agar masyarakat sama sama berlomba lomba dalam melakukan kebaikan.
Jadi kesimpulannya dari tulisan ini agar angkring menjadi basis keilmuan dalam mendidik masyarakat setidaknya ada 2 hal yang perlu dilakukan pertama, harus berani bertanya tentang apapun. Kedua, berlomba lomba dalam kebaikan sebagai motivasi. Memberikan suri teladan yang baik merupakan pendidikan paling efektif untuk masyarakat. Secara tidak langsung kita mengajak masyarakat menciptakan lingkungan baik sesuai ajaran Islam.
Penulis : Akbar Syifa Nursyam