ARTIKEL

Belajar Qur’an Jadi Seru dengan Flashcard

“Ustazah, kok lama banget sih belajarnya?” Kalimat seperti ini mungkin tidak asing di telinga guru ngaji. Di tengah era digital yang serba cepat, anak-anak zaman sekarang lebih senang menatap layar gawai berjam-jam daripada duduk menghafal huruf hijaiyah. Cara belajar yang monoton sering membuat mereka kehilangan minat. Anak-anak butuh media yang lebih hidup, media yang dapat menumbuhkan antusiasme dan semangat dalam belajar.

Media pembelajaran sendiri diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa dalam proses belajar mengajar (Wati, 2021). Karena itu, pemilihan media pembelajaran menjadi sangat penting. Salah satu cara sederhana namun efektif untuk menarik minat belajar anak terhadap Al-Qur’an adalah dengan menggunakan flashcard.

Apa Itu Flashcard Qur’an?

Menurut pendapat Utami dkk. (2025) dalam “The Effectiveness of Flashcard Media as a Hijaiyah Script Learning Media at TPQ Shaqul Al Husna in Indonesia,” flashcard adalah media pembelajaran berbentuk kartu kecil berisi tulisan atau gambar yang dirancang untuk memudahkan peserta didik mengingat materi. Dalam konteks pembelajaran Al-Qur’an, flashcard biasanya berisi huruf-huruf hijaiyah, hukum tajwid, atau potongan ayat pendek. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa flashcard efektif mempercepat penguasaan huruf hijaiyah karena sifatnya yang visual, interaktif, dan mudah dimainkan.

Kenapa Flashcard Efektif untuk Belajar Qur’an?

Penelitian yang dilakukan oleh Utami dkk. (2025) di TPQ Shaqul Al Husna menunjukkan bahwa penggunaan flashcard mampu meningkatkan motivasi dan minat anak dalam mengenal huruf hijaiyah. Anak-anak yang biasanya cepat bosan ketika belajar dengan metode konvensional justru lebih antusias ketika berhadapan dengan kartu bergambar dan berwarna. Bahkan, hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa proses penguasaan huruf hijaiyah menjadi lebih cepat hingga 80% dibandingkan cara belajar biasa. Temuan ini membuktikan bahwa media sederhana seperti flashcard dapat memberikan dampak besar ketika digunakan dengan cara yang tepat.

Sejalan dengan itu, penelitian yang dilakukan oleh Nur Aisyah dkk. (2022) di RA Al Hanafiah Probolinggo menemukan bahwa flashcard efektif membantu anak usia dini dalam mengenal huruf hijaiyah. Media ini digunakan dalam bentuk 29 kartu huruf bergambar yang dimainkan secara interaktif di kelas. Hasilnya, anak-anak tidak hanya lebih cepat mengenali huruf, tetapi juga merasa senang karena pembelajaran terasa seperti permainan. Dengan demikian, flashcard bukan hanya media pembelajaran, melainkan juga sarana interaksi yang menciptakan suasana kelas yang lebih hidup dan partisipatif.

Temuan serupa juga diperkuat oleh Muadz Rasyid Nurchari, Zaduna Fiddarain, dan Ahmad Nurrohim (2023) dalam penelitiannya “Development of Memorizing Surah Al-Ma’un Learning for Seven-Year-Old Children.” Mereka mengembangkan media puzzle untuk membantu anak-anak menghafal Surah Al-Ma’un, dan hasilnya menunjukkan bahwa media tersebut mampu meningkatkan konsentrasi, fokus, serta motivasi anak dalam menghafal ayat-ayat Al-Qur’an. Media puzzle yang melibatkan unsur visual, motorik, dan kognitif ini membuat proses belajar terasa menyenangkan sekaligus bermakna. Prinsip tersebut sejalan dengan penggunaan flashcard: keduanya sama-sama memadukan unsur permainan, visualisasi, dan partisipasi aktif anak.

Lebih lanjut, hasil-hasil penelitian tersebut sejalan dengan prinsip yang diterapkan dalam strategi pembelajaran tahsin Al-Qur’an di LPPT MTA Surakarta. Menurut Ari Ismail dkk. (2023) strategi tahsin yang efektif adalah strategi yang variatif, fleksibel, dan disesuaikan dengan kemampuan murid. Strategi tersebut menggabungkan metode talaqqi, tikrar, dan musyafahah yang menekankan praktik langsung dan pengulangan bacaan. Semangat variasi metode dalam pembelajaran tahsin ini sejalan dengan penggunaan flashcard pada anak-anak, yang juga mengutamakan pendekatan visual dan interaktif agar proses belajar Qur’an menjadi lebih hidup dan mudah dipahami.

Selain itu, Nurrohim dkk. (2024) dalam “Challenges of Da’wah Research: Understanding Da’wah Models in The Context of Qur’anic Guidance and Social Change” menegaskan bahwa dakwah dan pendidikan Islam perlu adaptif terhadap perkembangan sosial dan teknologi agar pesan Al-Qur’an lebih mudah diterima masyarakat. Dalam kerangka ini, flashcard dapat dilihat sebagai bentuk dakwah edukatif yang kontekstual mengemas pembelajaran Al-Qur’an secara kreatif dan interaktif, sehingga anak-anak mencintai Al-Qur’an bukan karena kewajiban, tetapi karena rasa gembira dan kedekatan dengan proses belajarnya.

Nilai Qur’ani di Balik Media Flashcard

Penggunaan flashcard tidak hanya tentang kreativitas dalam mengajar, tetapi juga mencerminkan nilai hikmah (kebijaksanaan) dalam Al-Qur’an. Menurut Nurrohim dan Nursidik (2019) dalam “Hikmah dalam Al-Qur’an: Studi Tematik terhadap Tafsir al-Mizān,” hikmah berarti kemampuan untuk memahami dan menerapkan kebenaran dengan cara yang bijak. Dalam konteks pendidikan, hikmah tampak ketika seorang pendidik mampu menyesuaikan metode pengajaran dengan kebutuhan peserta didiknya.

Dengan semangat ini, penggunaan media flashcard dapat dimaknai sebagai wujud hikmah dalam pembelajaran Al-Qur’an. Guru atau orang tua yang memilih media yang sesuai dengan karakter anak sebenarnya sedang menerapkan nilai-nilai Qur’ani: menyampaikan kebenaran dengan kelembutan, mendidik dengan cara yang menggembirakan, dan menanamkan kecintaan terhadap Al-Qur’an melalui pendekatan yang penuh kasih.

Lebih dari itu, pembelajaran Al-Qur’an dengan media kreatif seperti flashcard juga sejalan dengan semangat Islam untuk beradaptasi terhadap perubahan zaman tanpa meninggalkan nilai-nilai ilahiah. Menurut Maharani dkk. (2025) dalam penelitiannya “Integrasi Nilai-nilai Islam dalam Pemanfaatan Teknologi Digital oleh Generasi Z di Era Modern,” pemanfaatan teknologi dan inovasi kreatif dapat menjadi sarana efektif untuk memperkuat identitas keislaman generasi muda. Dalam konteks pembelajaran Qur’an, flashcard bisa dianggap sebagai bentuk teknologi sederhana yang membawa nilai dakwah dan pendidikan Qur’ani secara relevan bagi anak-anak masa kini.

Dengan demikian, flashcard bukan sekadar alat bantu belajar, tetapi juga simbol dari integrasi nilai Qur’ani dengan kreativitas manusia modern. Ia menunjukkan bahwa ajaran Islam tidak menolak kemajuan, melainkan menuntun manusia agar menggunakannya secara bijak. Melalui media sederhana seperti flashcard, anak-anak tidak hanya belajar huruf hijaiyah, tetapi juga belajar bahwa mencintai Al-Qur’an dapat dilakukan dengan cara yang menyenangkan, penuh makna, dan tetap berpijak pada nilai-nilai Islam yang mencerahkan.

Penulis: Vika Nurfitria Noviana

Editor: Aryanti Artikasari

admin

Islamika Media Group merupakan Lembaga Pers Mahasiswa yang berada di bawah naungan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *