Majelis Akhwat Progresif : Jilbab Sebagai Isyarat Kesetaraan dan Pembebasan
Islamikaonline.com-Himpunan Mahasiswa Prodi Ilmu Qur’an dan Tafsir (HMP IQT) mengadakan sebuah diskusi khusus akhwat (Majelis Akhwat Progresif) dengan tema “Jilbab Sebagai Isyarat Kesetaraan dan Pembebasan”. Acara diselenggarakan pada Kamis, 3 Juni 2021 pukul 19.30 WIB hingga 21.06 WIB yang dimateri oleh Fatekhah Heriyana E., Wakil Kemendagri BEM UMS 2019 dan dimoderatori oleh Annisa Az-Zahra, Mahasiswi IQT UMS 2020. Acara yang berlangsung melalui platform Google Meettersebut dihadiri sekitar 30 partisipan. Acara dimulai dengan penyampaian materi oleh Saudari Fatekhah dan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Meski acara diadakan secara online namun tetap tidak menurunkan semangat peserta dalam mengikuti diskusi hingga akhir.
Pemateri menjelaskan bagaimana jilbab itu sebagai isyarat menghormati wanita. Dengan diturunkan perintah untuk berjilbab ini berarti sama saja menjaga wanita dari hal-hal yang tidak diinginkan. Ditinjau dari sejarahnya, dahulu jilbab sudah ada namun hanya sebagai tradisi, kemudian islam turun untuk memerintahkan muslimah memakai jilbab. Jilbab yang dimaksudkan di sini adalah yang menutup dada. Sekarang dengan model fashion yang berkembang, jilbab tidak lagi menunjukkan sebagaimana fungsinya tapi hanya untuk gaya-gaya an saja. Perintah untuk berjilbab ada di surat Al-Ahzab, dimana nabi diperintahkan untuk menyeru istri-istrinya, anak-anak perempuan, istri-istri orang mukmin untuk menutup seluruh tubuhnya dengan jilbab. Hal ini juga diperkuat dengan dalil di surat An-Nur ayat 30, bagaimana perintah menundukkan pandangan yang merujuk bahwa berjilbab adalah salah satu sarana untuk mendukung perintah ini juga menjadi alasan dari menghormati wanita.
Dalam diskusi ini juga membahas mengenai kebebasan dan kesamaan gender. Disebutkan di Surat Al-Baqarah ayat 30 “khalifah fil ard”, dalam ayat tersebut tidak dibedakan antara laki-laki dan perempuan, melainkan sama, sama-sama mempunyai peran di bumi ini. Dijelaskan pula mengenai bagaimana islam memuliakan wanita, dari dulu wanita yang diremehkan menjadi dimuliakan setelah islam datang.
Dalam sesi tanya jawabnya pun berlangsung sangat kondusif. Partisipan sangat antusias dengan tema tersebut. Terdapat lebih dari 5 pertanyaan yang diajukan, membahas mengenai pendapat, pandangan, hukum, dll.
- Reporter : Putri Komala Sari, Inayah Agustina Rahman
- Penyunting : Tim Redaksi